Ambil Formulir di PDIP, Shinta Paramita Ramaikan Bursa Pilbup Muara Enim

Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim, Shinta Paramita Sari terima formulir pendaftaran di kantor DPC PDI Perjuangan Muara Enim/Foto: Noviansyah
Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim, Shinta Paramita Sari terima formulir pendaftaran di kantor DPC PDI Perjuangan Muara Enim/Foto: Noviansyah

Sejumlah tokoh mulai menunjukkan keseriusannya untuk melaju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Muara Enim, November mendatang. 


Hal ini terlihat dari proses pengambilan formulir Bakal Calon Kepala Daerah (Balonkada) yang dibuka DPC PDI Perjuangan Muara Enim.

Sejak pertama kali dibuka Selasa (16/4) lalu, kantor DPC PDIP Muara Enim menjadi pusat perhatian dengan banyak sejumlah tokoh yang mengambil formulir pendaftaran Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim periode 2024-2029.

Diketahui sudah tujuh kandidat yang mengambil formulir, tujuh kandidat tersebut lima kandidat berasal dari eksternal dan dua kandidat dari kader PDIP.

Bursa Pilkada Muara Enim juga diramaikan seorang tokoh perempuan, Shinta Paramita Sari mengambil formulir pendaftaran Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim, Kamis (18/4).

Didampingi tim pemenangan, kedatangan Shinta diterima langsung oleh sekretaris DPC PDI Perjuangan, Akhmad Imam Mahmudi beserta pengurus.

Shinta mengatakan, yang melatarbelakangi niatnya untuk mencalonkan diri adalah karena kecintaannya pada bumi Serasan Sekundang ini. 

"Saya melangkah untuk Muara Enim, saya pikir seluruh calon memiliki pandangan yang sama untuk membangun Muara Enim, ingin yang terbaik untuk Muara Enim," ujar Shinta ditanya awak media.

Lebih lanjut dia mengatakan, tidak sependapat ketika ada pandangan bahwa perempuan di Kabupaten Muara Enim termarjinalkan, dalam pandangannya hari ini sudah ada kesempatan yang sama, seperti halnya kepala dinas banyak diisi perempuan, ada pula politisi perempuan, ketua partai perempuan 

"Saya tidak melihat ada ketimpangan terhadap perempuan di Kabupaten Muara Enim, namun untuk memberdayakan perempuan itu sudah menjadi tugas kedepannya," katanya.

Dalam memimpin Muara Enim kedepan, dirinya beranggapan bahwa yang terpenting adalah menyikapi persoalan yang paling prinsip di Kabupaten Muara Enim, termasuk mengenai perempuan, anak-anak, pendidikan dan lain sebagainya.

Intinya hal-hal yang sudah bagus akan dipertahankan, kemudian yang perlu ditingkatkan maka ditingkatkan, tentu ada kelebihan dan kekurangan karena Kabupaten Muara Enim  ini memiliki 22 kecamatan.

Menurut Shinta, siapapun pantas berjuang untuk Kabupaten Muara Enim, pada akhirnya siapapun nanti yang terpilih pihaknya tetap akan mendukung langkahnya dalam memimpin Kabupaten Muara Enim.

"Kita tidak membicarakan kelompok, Muara Enim ada 22 kecamatan, konsekuensinya pemimpin harus bisa merangkul semuanya," pungkas Shinta.

Untuk diketahui, Shinta Paramita Sari  merupakan seorang akademisi yang sempat mengajar sebagai dosen Ilmu Hukum di Universitas Serasan Muara Enim. Dia juga mantan Ketua TP PKK  Kabupaten Muara Enim periode 2008-2013 berlanjut pada periode 2013-2018 pada masa kepemimpinan Bupati Muara Enim, Muzakir Sai Sohar.