Pernah Ditutup Pertamina, SPBU di OKU Timur Kembali Lakukan Kecurangan

Konsumen yang merasa dirugikan saat melakukan protes di SPBU perbatasan OKU Timur-Lampung/ist
Konsumen yang merasa dirugikan saat melakukan protes di SPBU perbatasan OKU Timur-Lampung/ist

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 24-321-130 yang berada di Kabupaten OKU Timur-Lampung mendadak ricuh lantaran mendapat protes dari konsumen yang merasa telah dicurangi saat melakukan pengisian BBM mobilnya, Sabtu (23/9) malam.


Pegawai pengisian di SPBU tersebut, diduga telah mengurangi jumlah pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dengan cara menyetel atau mempermainkan takaran pada mesin pompa.

Hal ini terungkap ketika, Rustam, warga Kecamatan Jaya Pura, Kabupaten OKU Timur, melakukan pengisian BBM jenis solar Rp410 ribu untuk mobilnya.

“Saya ngisi solar sebanyak 60 liter dengan jumlah uang Rp410 ribu. Setelah sampai di rumah, saya merasa ada yang janggal dengan spido meter mobil. Kemudian saya melakukan pembongkaran, dan ternyata benar isi BBM nya hanya 50 liter,” ungkap Rustam saat memdatangi SPBU untuk melakukan komplain.

Menurut pengakuan Rustam, ia melakukan protes lantaran hal serupa sudah sering dialaminya saat melakukan pengisian solar di SPBU tersebut.

“Saya sering ngisi solar untuk mobil di sini (SPBU perbatasan) untuk kegiatan sehari-hari. Seharusnya dengan uang Rp410 ribu, saya mendapat 60 liter solar. Tapi begitu saya bongkar ternyata kurang 10 liter. Saya kesal dan merasa dirugikan, makanya saya protes,” jelasnya.

Terkait kecurangan ini, pihak SPBU dengan disaksikan oleh pihak kepolisian dan konsumen yang dirugikan langsung melakukan pemeriksaan di mesin Nozel dengan alat ukur literan sebanyak tiga kali. Hasilnya, ternyata memang benar terdapat perbedaan jumlah takaran.

Terkait hal ini, Supervisor SPBU, Nur Rohman, tak bisa berkata banyak dan mengakui jika ada kekurangan pada takaran BBM di SPBU nya.

“Ini dikarenakan ada kesalahan sistem pada mesin nozel pengisian BBM. Kami sebenarnya setiap hari sudah melakukan pengecekan. Kita mohon maaf, namanya juga mesin mungkin sedang terjadi eror dan itu terjadi bukan karena kesengajaan,” kilahnya.

Bagaimana dengan konsumen memprotes karena merasa telah dirugikan?

“Ada lima konsumen yang merasa dirugikan, dan kita sudah mediasi serta mengganti kerugian mereka,” katanya.

Disinggung jika SPBU yang dipimpinnya tersebut sebelumnya pernah dilakukan penutupan oleh pihak Pertamina karena melakukan kecurangan serupa, Nur Rohman mengaku tidak mengetahui hal itu.

”Saya kan baru menjadi supervisor, sejak Juli 2022 tadi. Nah, untuk kejadian yang pertama itu mungkin supervisor sebelum saya,” tandasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres OKU Timur, AKP Hamsal mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap dugaan kecurangam di SPBU itu.

“Untuk sementara masih kita selidiki, apakah ada unsur kesengajaan atau hanya kelalaian atai kerusakan dari mesin SPBU. Rencana dari Pertamina dan metrologi legal akan melakukan pengecekan,” kata AKP Hamsal.