Aksi demonstrasi yang dilakukan emak-emak warga Dusun III Desa Prajen, Kecamatan Banyuasin I, Banyuasin beberapa waktu lalu terhadap manajemen PT Wilmar Padi Indonesia memperoleh hasil. Pasalnya, perusahaan tersebut akhirnya berjanji akan memenuhi tuntutan warga.
- Warga Empat Lawang Keluhkan Kenaikan Harga dan Kelangkaan Gas Melon
- Akhir Juli, Ramlan Holdan Rencanakan Deklarasi Bakal Calon Bupati Muara Enim
- 11 Perwira Polres PALI Resmi Tempati Jabatan Baru, Ini Pesan Kapolres
Baca Juga
Hal ini setelah adanya pertemuan antara perwakilan peserta aksi, GM PT Wilmar, Simon dan Anggota Komisi III DPRD Banyuasin, Selasa (3/9). Dalam pertemuan itu, terjadi kesepakatan antara warga Dusun III Desa Prajen dengan perusahaan.
Diantaranya, perusahaan terbuka untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat. Perusahaan akan menjalankan proses bisnis sesuai regulasi dan tidak melakukan pencemaran serta komitmen pemberian CSR kepada warga.
"Alhamdulilah sudah ada kesepakatan antar warga Dusun III dengan PT Wilmar," kata Ketua Komisi III DPRD Banyuasin Farida Ahyati Rochim didampingi Achmad Nurcholis Anggota DPRD Banyuasin, Rabu (4/9).
Terkait pemberian CSR ke masyarakat, rencananya perusahaan akan dibangun pada 2024 dan 2025 mendatang. Pembangunan tersebut berupa bantuan kubah Masjid Al Amin, pembuatan kanopi masjid Daarul Hidjrah dan keramik serta membantu edukasi kerajinan tenun.
Program lainnya yakni pemberian bibit tanaman untuk area disekitar pabrik, bantuan penambahan pembuatan lampu jalan di lorong dusun 3 dan 4, bantuan penambahan pembuatan drainase di perumahan warga.
Bantuan penambahan pembuatan fasilitas air bersih dengan sumur bor di empat titik."Terakhir membantu melakukan penyediaan layanan pemeriksaan kesehatan jika ada yang terdampak dari kegiatan operasional perusahaan," tegasnya.
Diketahui, sebelumnya warga gelar aksi damai karena PT Wilmar Indonesia yang berada di Desa Prajen, Kecamatan Banyuasin I, Banyuasin dikeluhkan masyarakat sekitar.
Puncaknya puluhan emak emak warga Desa Prajen, tepatnya Dusun III melakukan aksi damai dengan mendatangi pabrik pada Bulan April lalu.
Emak emak meminta agar debu dari penggilingan padi itu tidak lagi sampai menyebar ke pemukiman warga sekitar.
Tentunya dengan keberadaan debu dari penggilingan padi itu membuat resah warga sekitar, karena menganggu aktivitas warga seperti mencuci, masak, menjemur baju.
- Insiden Tabrakan Tongkang Batu Bara di Jembatan Bentayan Terulang Lagi, Pemda Diminta Bertindak Tegas
- Gubernur Sumsel Resmikan Operasional KMP Putri Leanpuri di Banyuasin
- Tongkang Batu Bara yang Nyangkut di Jembatan Bentayan Banyuasin di Luar Pengawasan KSOP Palembang