Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bertindak cepat merespons kebijakan tarif resiprokal yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Airlangga langsung membangun komunikasi dengan negara-negara ASEAN, dimulai dengan melakukan kunjungan ke Malaysia, yang kini memegang Keketuaan ASEAN tahun 2025.
- Suntik Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Kucurkan 6 Paket Insentif Ini Mulai Juni 2025
- Bahlil Apresiasi Kepemimpinan Airlangga Raih 102 Kursi di Parlemen
- Mundur dari Golkar, Jusuf Hamka: Politik Keras dan Kasar
Baca Juga
Kunjungan dimulai pada Kamis, 3 April 2025, dengan pertemuan hari pertama antara Airlangga dan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, di Kuala Lumpur. Mereka membahas perkembangan terbaru mengenai kebijakan tarif resiprokal AS yang dapat memengaruhi perekonomian global.
Pada hari berikutnya, Jumat, 4 April 2025, Airlangga bertemu langsung dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Putrajaya. Pertemuan ini difokuskan pada penguatan kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia serta respon terhadap kebijakan tarif resiprokal AS yang dapat berpengaruh pada perekonomian ASEAN.
"Malaysia selaku Keketuaan ASEAN 2025 sangat penting untuk mendorong penguatan kerja sama seluruh negara ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk respon atas kebijakan tarif resiprokal AS," ujar Airlangga.
Dalam pertemuan tersebut, PM Anwar Ibrahim menyatakan pentingnya kerja sama antara negara-negara tetangga ASEAN, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas Malaysia sebagai tujuan investasi, pariwisata, dan perdagangan di kawasan.
"Prioritas juga diberikan untuk memperkuat dan memperbarui sinergi ekonomi, yang mencerminkan komitmen kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Malaysia ke tingkat yang lebih baik di masa mendatang," jelas PM Anwar.
Usai pertemuan dengan PM Anwar, Airlangga menggelar pertemuan dengan Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia (MITI), Zafrul Abdul Azis. Keduanya sepakat bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global, suara ASEAN harus lebih lantang dan solid.
“Posisi ASEAN di Indo-Pasifik sangat penting, kita bisa menjadi satu kekuatan besar untuk mendorong penguatan ekonomi regional di kawasan ASEAN dan di tingkat global," pungkas Airlangga.
Melalui pertemuan ini, Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di sektor ekonomi guna menghadapi tantangan global yang ada, terutama terkait kebijakan ekonomi dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat.
- Trump Siapkan Rencana Baru Penerapan Tarif Impor Usai Diblokir Pengadilan
- Kebakaran Hutan Kanada Paksa 17 Ribu Orang Mengungsi, Asap Menyebar Sampai ke AS
- Suntik Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Kucurkan 6 Paket Insentif Ini Mulai Juni 2025