2.471 Hotspot Terdeteksi di Sumsel, Paling Banyak di OKI

Kebakaran lahan gambut di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) /Foto: RMOL
Kebakaran lahan gambut di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) /Foto: RMOL

Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) hingga kini terus meluas. Hal ini mengakibatkan kualitas udara di Kota Palembang kian memburuk.


Tercatat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Palembang mencapai angka 333 atau dalam kondisi tidak sehat pada pukul 05.00WIB, Sabtu malam (1/10).

Hal ini diakui oleh Direktur Riset dan Kampanye Hutan Kita Institute (HaKI), Adios Syafri saat dihubungi.

Dia mengatakan, kondisi kualitas udara di Sumsel tidak pernah membaik sejak satu bulan terakhir. Bahkan, dalam beberapa minggu terakhir kualitas udara di Palembang kian memburuk.

"Kualitas udara di Palembang ini paling buruk di Indonesia," katanya.

Menurutnya, hal ini disebabkan kondisi Karhutla terutama di lahan gambut yang tidak pernah mereda. Sehingga, menyumbang kualitas udara yang memburuk.

Berdasarkan data satelit Modis Terra/Aqua yang dikumpulkan oleh HaKI, selama periode 1 hingga 27 September 2023, setidaknya ada 2.471 titik panas. 

Hotspot di OKI sendiri paling banyak yaiti 1.834 titik, dengan rincian 743 titik di lahan gambut, dan 1.091 titik di lahan non gambut.

Kemudian, disusul Musi Banyuasin sebanyak 129 titik, dengan rincian 85 titik di lahan gambut dan 44 di lahan non gambut.

Banyuasin sebanyak 113 titik, dengan rincian 63 titik di lahan gambut dan 50 titik di lahan non gambut.

Lalu, di Ogan Ilir sebanyak 110 titik, dengan rincian 5 titik di lahan gambut, dan 105 di lahan non gambut.

"Hotspot ini belum dapat ditentukan apakah lahan itu terbakar atau belum. Hanya, titik panas," pungkasnya.