2022 Hanya Terima Sertifikat dari KLHK, Bupati OKU Timur Optimis 2023 Sabet Piala Adipura

Bupati OKU TImur Lanosin menerima sertifikat Adipura yang diberikan langsung Menteri KLHK Siti Nurbaya/ist.
Bupati OKU TImur Lanosin menerima sertifikat Adipura yang diberikan langsung Menteri KLHK Siti Nurbaya/ist.

Dinilai mampu meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Martapura, Bupati OKU Timur Ir H Lanosin Hamzah diganjar Sertifikat Adipura Tahun 2022 untuk ke 8 kalinya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).


Penyerahan sertifikat ini berlangsung di Auditorium Dr Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti Jalan Gatot Subroto Jakarta Pusat, Selasa (28/2).

"Ini merupakan penghargaan untuk kita semua atas upaya kerja keras yang telah kita lakukan terkait kebersihan lingkungan hidup,” ungkap bupati usai menerima sertifikat.

Bupati Enos juga mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya bisa menjadi salah satu dari penerima sertifikat adipura.

"Alhamdulillah, penghargaan Adipura Tahun 2022 merupakan yang ke-8 kalinya, meskipun hanya mendapatkan Sertifikat Adipura, namun kita sangat optimis Tahun 2023 ini bisa membawa Piala Adipura,” ujarnya.

Tidak lupa, Bupati juga mengapresiasi seluruh lapisan masyarakat yang telah bersama-sama menjaga kebersihan di Bumi Sebiduk Sehaluan, "Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah menjaga kebersihan lingkungan di OKU Timur umumnya dan Kota Martapura khususnya," ucapnya.

Bupati berharap, raihan ini bukan hanya menjadikan Kota Martapura menjadi bersih dan teduh, namun pesan moral yang harus dijadikan pegangan dan tujuan utama adalah bagaimana mengubah pola laku masyarakat.

"Kondisi seperti ini tentu mendorong kita untuk saling bersinergi menjadikan Kota Martapura sebagai kota yang bersih dan teduh,” harap bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKU Timur Feri Hardiansyah, S.T. yang turut mendampingi Bupati Enos menerima sertifikat menyampaikan bahwa sistem penilaian dan jumlah penghargaan Adipura semakin kompetitif, dimana jumlah penerima adipura pada tahun 2022 hanya 80 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

"Dalam penilaian Adipura ini terdapat bobot lokasi, komponen dan sub komponen. Adapun bobot lokasi capaian kinerja terdiri dari 20 lokasi dan salah satu bobot penilaian tertinggi adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) skornya mencapai 11,” jelas Feri.

Feri juga menambahkan, Adipura ini merupakan program nasional yang diselenggarakan setiap tahunnya.

"Ini untuk mendorong pemerintah kabupaten dan kota dalam membangun partisipasi aktif masyarakat, serta dunia usaha dalam mewujudkan kota berkelanjutan yang menyelaraskan fungsi pertumbuhan ekonomi, sosial dan ekologis” pungkasnya.