[RMOL] Tak mudah bagi Raja Malaysia untuk mencari perdana menteri (PM), yang akan menggantikan Dr Mahathir Mohamad. Kendati sudah menggelar wawancara kemarin, Raja masih terus mencari.
- Bukan Perkara Sulit, Kejagung Didesak Segera Sita Aset-aset Achsanul Qosasi yang Tercemar TPPU
- Achsanul Qosasi Tersangka di Kasus BTS, Pengamat Curiga Ada Upaya Pelemahan BPK
- Seperti Menari di Atas Penderitaan Rakyat, Kejahatan Dirjen Mendag Dkk Tidak Bisa Dimaafkan
Baca Juga
Kemarin mewawancarai 90 anggota parlemen dari pukul 14.30 hingga 16.00 waktu setempat, Yang Dipertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah kembali melanjutkan sesi wawancara kedua pada hari ini, Rabu (26/2/2020).
Masih dengan tema yang sama, ketidakpastian dinamika politik, Yang Dipertuan Agung akan mewawancarai 132 sisa anggota parlemen. Wawancara sendiri dimulai pukul 10.00 waktu setempat.
Dimuat The Star, Kepala Sekretaris Negara Datuk Seri Mohd Zuki Ali juga hadir dalam sesi wawancara ini di Istana Negara. Seperti kemarin, wawancara dilakukan dengan pemanggilan satu-per-satu anggota parlemen secara pribadi.
Mereka akan dimintai pandangan untuk memastikan siapa yang bisa memerintah Malaysia dalam pembentukan pemerintahan baru. Kali ini, anggota parlemen yang dipanggil di antaranya dari Fraksi Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang diketuai oleh Anwar Ibrahim.
Sesi wawancara sendiri digelar seiring dengan pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri dan keluarnya Partai Bersatu besutan Mahathir dari koalisi Pakatan Harapan (PH) pada kemarin Senin siang (24/2).
Kendati menerima pengunduran diri Mahathir, Yang Dipertuan Agung tampaknya masih belum bisa memercayakan kursi Perdana Menteri kepada orang lain. Alhasil, Mahathir dilantik sebagai Perdana Menteri Sementara hingga pemerintahan baru dibentuk.[ida]
- Tujuh Mantan Kapolri Mendadak Temui Jendral Listyo Sigit, Apa yang Terjadi?
- Empat Bulan Menunggu hingga Akhirnya Dilantik Jadi Wakil Bupati Muara Enim, Usmarwi Kaffah: Saya Merasa Bersyukur, Wonderfull, Happy
- Pemerintah Diingatkan Tak Terlena Pujian IMF Soal Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen