Pemerintah Diingatkan Tak Terlena Pujian IMF Soal Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen

Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok sky Khadafi/Net
Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok sky Khadafi/Net

Pujian dari Internasional Monetary Fund (IMF) yang menyebut ekonomi nasional bisa tumbuh di atas 5 persen tahun 2023 mendatang tidak boleh melalaikan pemerintah maupun seluruh kalangan yang aktif dalam perekonomian nasional


Hal itu ditegaskan oleh Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok sky Khadafi yang menyinggung kondisi ekonomi akhir tahun ini hampir mencapai gerbang resesi akibat melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Senin (17/10).

Menurutnya, tantangan ke depan akan semakin berat. Hal itu ditunjukkan salah satunya dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang semakin memperberat beban APBN.

"Badai ekonomi makin mendekat, ketika lemahnya rupiah akan membebani APBN kita,” tegas Uchok.

Sebab, Uchok mengingatkan Indonesia masih menggunakan dolar AS untuk membayar hutang luar negeri dan keperluan lain. Ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, maka akan semakin bertambah besar rupiah yang harus dikeluarkan.

"Karena ketika mau bayar utang dan bunga utang dalam bentuk dolar Amerika Serikat, akan naik tinggi dalam rupiah. Belanja impor bahan baku atau yang lain, akan tinggi dan mahal. Daya beli rakyat makin lemah, dan lama kelamaan, rupiah tidak laku lagi sebagai transakai jual beli dalam negeri sendiri,” katanya.

Oleh karena itu, Uchok menyarankan perencanaan APBN 2023 harus lebih memberi ruang pada sektor pertanian, perkebunan, dan pangan. Menurutnya, sektor lain patut untuk ditunda dahulu. Ia menambahkan alokasi belanja negara untuk alutsista di TNI dan Polri juga patut dialihkan untuk kemandirian pangan dan energi.

"Perencanaan APBN ke depan, harus banyak pertanian dan perkebunan untuk menanam pangan. Tolong tinggal proyek IKN, atau APBN 2023 naik jadi Rp3.050 triliun,” demikian Uchok.