Zelensky Bantah Perintah Ledakan Jembatan Krimea

Presiden Volodymyr Zelensky/Net
Presiden Volodymyr Zelensky/Net

Peristiwa ledakan di Jembatan Kerch menyeret dugaan bahwa pejabat Ukraina berada di balik peristiwa itu. Namun, Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (20/10) dengan tegas membantah Ukrina terlibat dalam pengeboman.


Itu terungkap ketika Zelensky diminta oleh penyiar televisi CTV Kanada untuk mengomentari peristiwa serangan di jembatan penghubung utama Rusia dan Krimea yang terjadi awal bulan ini.

"Kami jelas tidak menginstruksikan itu," katanya, seperti dikutip dari RT, Jumat (21/10).

Jembatan itu dilanda ledakan besar pada 8 Oktober, yang merusak bagian lalu lintas jalan dan menewaskan tiga warga sipil, serta membakar kereta barang yang lewat.

Beberapa pejabat tinggi Ukraina secara terbuka merayakan serangan itu. Bahkan layanan pos negara itu mengeluarkan perangko khusus untuk memperingati ledakan itu, hanya beberapa jam setelah itu terjadi.

Moskow secara langsung menyalahkan Kiev atas insiden itu, menyebut ledakan itu sebagai "serangan teroris." Penegakan hukum Rusia mengklaim telah menetapkan bagaimana bom, yang disamarkan sebagai bahan konstruksi, berhasil mencapai jembatan dari kota pelabuhan Odessa, Ukraina, melalui beberapa negara transit.

Penyelidik Rusia juga percaya plot itu dibuat oleh intelijen militer Ukraina.

"Moskow telah mengidentifikasi 12 orang sebagai tersangka kaki tangan dalam plot dan telah menangkap delapan dari mereka," kata FSB.

Daftar orang yang ditahan termasuk lima orang Rusia dan tiga warga negara asing, yang memegang paspor Ukraina dan Armenia.

Beberapa hari setelah serangan itu, Moskow meningkatkan kampanye pengeboman udaranya terhadap Ukraina, menargetkan infrastruktur kritisnya dengan rudal jelajah dan drone bunuh diri.

Setidaknya 23 orang tewas dan lebih dari 100 terluka dalam serangan itu, menurut keterangan pejabat Kyiv.