Warga Khawatir Banjir di Jalan Servo Bawa Material Berbahaya, DLHP Sumsel Bakal Turun Tangan

Tangkapan layar, sebuah dump truk terendam di jalan Servo Lintas Raya. (ist)
Tangkapan layar, sebuah dump truk terendam di jalan Servo Lintas Raya. (ist)

Banjir yang melanda jalan khusus angkutan batu bara milik PT Servo Lintas Raya (SLR) mengundang kekhawatiran warga. Pasalnya, luapan air dari jalan tersebut membawa material berbahaya menuju areal perkebunan maupun pemukiman. 


Warga khawatir, material tersebut dapat mencemari lingkungan hingga berakibat rusaknya tanaman hingga terganggunya kesehatan warga.

 "Operasionalnya selama ini saja sudah mengganggu produktivitas  tanaman karet kami. Apalagi ini terbawa luapan banjir. Nah, kami khawatir ini akan memperburuk kondisi tanaman," kata Adi, warga Tanah Abang saat dibincangi. 

Adi mengatakan, seharusnya jalan tersebut didesain lebih tinggi lagi. Kemudian, tanggul di sisi kiri dan kanan jalan juga dirancang agar bisa menampung air dengan debit air yang sesuai. "Sehingga tidak sampai tergenang dan membawa material berbahaya ke lokasi lain," ucapnya. 

Sementara di sisi lain, proses pengangkutan batu bara melalui jalur tersebut saat ini sedang terhenti. Hal ini diungkapkan salah satu pengusaha angkutan batu bara yang beroperasi di kawasan tersebut.

"Bagaimana mau jalan kalau banjirnya setinggi ini. Truk saya saja tadi hampir terguling," kata pengusaha yang enggan disebutkan namanya itu.   

Sayangnya saat dikonfirmasi terkait serangan banjir tersebut, PT SLR maupun Titan Group belum memberikan komentar. Hingga berita ini diturunkan, Humas Titan Group, Novi belum membalas pesan singkat yang dikirim jurnalis Kantor Berita RMOL Sumsel. 

Sikap kurang kooperatif perusahaan juga ikut dirasakan pemerintah daerah. Pasalnya hingga kini, instansi terkait seperti Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel belum mendapatkan informasi dari perusahaan terkait banjir yang melanda jalan khusus batu bara tersebut. Padahal, kondisi banjir sudah berlangsung sekitar 2-3 hari di beberapa titik jalan. 

"Kami cari info dulu ke Servo, karena belum ada laporan ke Dinas apakah ada permasalahan angkutan akibat banjir," ungkap Kepala Dinas ESDM Sumsel, Hendriansyah ketika dikonfirmasi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Ari Narsa mengatakan, banjir yang melanda jalan khusus tersebut harus segera ditangani oleh pengelola. Dia menegaskan, pengangkutan batu bara yang terganggu bukan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sehingga, tidak ada keringanan dengan memberikan jalur alternatif melalui jalan umum untuk angkutan-angkutan tersebut. 

"Tidak ada (jalur alternatif,red). Jalan khusus hanya untuk batu bara," ucapnya singkat melalui pesan Whatsapp. 

Terkait potensi pencemaran lingkungan yang terjadi akibat banjir jalan Servo, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel, Edwar Chandra menegaskan, pihaknya akan melakukan penelusuran terkait hal tersebut. 

"Kami akan lakukan penyelidikan dokumen dan verifikasi lapangan," kata Edwar. 

Menurut Edwar, izin lingkungan untuk operasional jalan batu bara tidak memiliki kriteria khusus. Dokumen izin lingkungan hampir serupa dengan perizinan lingkungan pada umumnya. "Tidak ada kriteria khusus. Tapi nanti peraturan teknisnya akan kami teliti lagi," tandasnya.