Viral! Enam Nisan Kuno Ditemukan di Proyek Drainase Palembang

Salah satu nisan kuno yang bertuliskan arab kuno yang ditemukan dalam video. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Salah satu nisan kuno yang bertuliskan arab kuno yang ditemukan dalam video. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Sebuah video yang beredar di grup Whatsapp dan Media Sosial mendadak viral. Pasalnya, dalam video tersebut telah ditemukan enam nisan kuno yang bertuliskan arab melayu, Kamis malam (13/1).


Salah satu nisan Arab Melayu ini bertuliskan 'Faqod Intiqolad Illa Rohmatullahil Abror Nyiaji Nadirah Binti Kiyai Abdul Aziz Falembani' yang apabila diartikan 'telah berpulang ke Rahmatullah Nyiaji Nadiroh Anak Kiyai Abdul Aziz orang Palembang'. Nisan itu ditemukan di kawasan Jl Tengkuruk Permai, dekat Pasar 16 Ilir, Palembang.

Nisan kuno ini pertama kali ditemukan oleh sejumlah pekerja kontraktor pembangunan jaringan drainase di kawasan lokasi tersebut. Sayangnya, penemuan tersebut tidak diberitahukan kepada Pemkot Palembang ataupun Balai Arkeologi (Balar) Sumsel. Bahkan, diduga penemuan tersebut dikuburkan kembali oleh para pekerja tersebut.

Sejumlah pihak terkait, mulai dari Dinas Kebudayaan di Sumsel sampai Kota Palembang turun setelah mengetahui kabar penemuan ini pada Jumat (14/1) untuk melakukan kroscek dengan mendatangi Kantor Lurah 15 Ilir.

Setelahnya tim juga mendatangi Kantor Cabang PT Waskita Karya yang menjadi penanggung jawab galian tersebut di kawasan Jl Talang Kerangga, Palembang. Tim juga bersurat kepada Proyek Manager perusahaan tersebut dengan nomor surat 430/23/Disbud/2022,  tertanggal 14 Januari 2022 perihal informasi  terkait penemuan diduga batu nisan kuno.

Kepala Balai Arkeologi Sumsel, Wahyu Rizky Andifani menjelaskan kalau pihaknya telah mengirimkan arkeolog dari Balar Sumsel yaitu Sigit Eko Prasetyo untuk melihat lokasi penemuan nisan. Dia mengaku saat ini masih dilakukan rapat dengan Dinas Kebudayaan Palembang. "Saya masih menunggu juga hasil rapatnya seperti apa," katanya.

Menurutnya, ada atau tidak adanya nisan tersebut pihak PT Waskita Karya masih bungkam. Bahkan, saat ditanya siapa penemu nisan tersebut. Pihak waskita pun meminta menghubungi humas terlebih dahulu. Selain itu, video yang diupload di media sosial pun kini telah dihapus. Meski demikian, pihaknya telah mendapatkan gambarnya dan akan melaporkannya ke BPCB Jambi agar bisa ditindaklanjuti. "Kami masih menunggu dulu dari (Pemerintah) kota untuk tindaklanjutnya,” terangnya.

Wahyu mengingatkan, siapapun dalam membangun seharusnya lebih berhati-hati. Apalagi, kawasan sekitar lokasi penemuan nisan itu merupakan kawasan situs bersejarah di Palembang. Wahyu juga menyayangkan pihak perusahaan tidak melibatkan Balai Arkeologi atau pihak berwenang sebelum memulai pengerjaan.

"Padahal, Waskita terlebih dahulu harus mengetahui bahwa lokasi tersebut merupakan kawasan situs tempat Istana Kesultanan Palembang yang kedua dan ketiga. Jadi harus hati-hati kalau membangun disana," tegasnya. 

Sementara itu, Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jaya Wikrama, RM Fauwaz Diradja menduga kontraktor takut kalau penemuan nisan yang menjadi situs budaya ini diketahui oleh masyarakat luas. Sebab, bisa berpengaruh terhadap jalannya proyek.

"Kalau itu heritage mungkin  dengan besar hati yang menguasai lahan pada saat itu harus mengembalikan kepada pemerintah, untuk dijadikan tempat cagar budaya dan tempat mengenang siapa yang ada disana. Pihak kontraktor dapat memberi tahu dimana lokasi penemuan tersebut sehingga dapat diserahkan ke museum agar dapat diteliti,” katanya.

SMB IV menduga nisan kuno tersebut berasal antara abad 16-17. Dia mengingatkan semua pihak jika menemukan benda bersejarah sebaiknya diberi laporan kepada pemerintah atau di publikasikan dan libatkan juga Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata untuk kepentingan bersama. "Walaupun setitik tapi akan memberikan jejak keterangan ini dari mana,” ujarnya. 

Ditempat terpisah, Penggagas Komunitas Cagar Budaya Robby Sunata juga berharap perusahaan kontraktor menyadari pentingnya penemuan benda kuno seperti ini. "Besar harapan kami Waskita bisa menjadi mitra dalam usaha pelestarian cagar budaya di Palembang,” tutupnya.