Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk sementara belum bisa di vaksin Covid-19 lantaran jumlah vaksin yang diterima Sumsel kini tidak mencukupi untuk kebutuhan vaksinasi masyarakat. DPRD Sumsel justru mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel lebih aktip meminta vaksin Covid-19 ke pemerintah pusat.
- Terpidana Korupsi Alat Pencegahan Covid-19, Leksi Yandri Dijebloskan ke Penjara
- HMPV Tidak Akan Jadi Pandemi Seperti Covid-19
- HMPV Melonjak di China, Indonesia Diminta Waspada
Baca Juga
“Ini Agustus khan akan datang 8 juta vaksin yang di impor, kalau kita tidak aktif mungkin daerah lain yang aktip untuk dapat vaksin,” kata Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs Syaiful Padli, Kamis (29/7).
Politisi PKS ini mengaku saat kunjungannya ke beberapa daerah di Sumsel , vaksin itu terutama di Puskesmas-Puskemas yang didatangi sudah habis.
“Jadi antusias masyarakat untuk di vaksin sudah luar biasa memang tapi memang ketersediaan vaksin sudah habis, ini artinya harus ada inisiatif dari Pemprov Sumsel , Dinas Kesehatan untuk menyemput bola di pemerintah pusat, jadi jangan cuma menunggu, pasrah tapi harus aktip menjemput bola,” katanya.
Sekretaris Fraksi PKS DPRD Sumsel ini juga berharap dari vaksinator diberikan insentif tambahan dari pemerintah daerah dimana mereka ini langsung terjun ke masyarakat tapi tidak mendapatkan insentif dari pemerintah daerah, ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Provinsi Sumsel,” katanya.
Sedangkan Gubernur Sumsel H Herman Deru melihat besarnya animo masyarakat untuk ikut vaksinasi Covid-19 tidak didukung pasokan vaksin dari pemerintah pusat.
"Antusias masyarakat untuk vaksin sudah berbalik. Artinya, masyarakat yang tadinya tidak mau vaksin, kini ingin divaksin. Permasalahannya, jumlah vaksin yang kita terima tidak mencukupi untuk kebutuhan vaksinasi masyarakat tersebut," katanya, Kamis (29/7).
Dikatakan, Pemerintah Provinsi Sumsel menargetkan vaksinasi Covid-19 di Sumsel bakal rampung akhir tahun 2021.
Untuk memenuhi target tersebut, setidaknya Bumi Sriwijaya membutuhkan sebanyak 150 ribu vial vaksin Covid-19 per bulan. Menurut Deru, saat ini jatah vaksin untuk Sumsel yang diberikan pemerintah pusat sebanyak 36 ribu vial atau mencapai 360 ribu dosis per bulan.
Dengan jatah distribusi vaksin 36 ribu vial per bulan, maka target vaksinasi yang dilakukan untuk seluruh masyarakat butuh waktu dua tahun lebih.
Oleh karena itu, jumlah tersebut dinilai masih belum mencukupi untuk mencapai target herd imunity atau kekebalan komunal yang ditarget tercapai pada akhir tahun ini.
" Vaksinator dan tenaga lapangan sampai fasilitas kesehatan di desa-desa telah dipersiapkan dengan matang untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat. Untuk itu, kita meminta kepada pemerintah pusat untuk menambah kuota vaksin di Sumsel," katanya.
Sedangkan Kepala Dinkes Sumsel, Lesty Nurainy menambahkan sisa vaksin sudah hampir tidak ada lagi di semua kabupaten dan kota di Bumi Sriwijaya. Kalaupun ada hanya sisa sedikit untuk digunakan dosis kedua dalam waktu dekat.
Menurutnya, dari 1,6 juta dosis vaksin Sinovac yang telah diterima sejak Januari hingga Juli 2021, pihaknya sudah menyalurkan hampir semuanya. Tersisa sekitar 100.000 dosis untuk tahap kedua.
Ia mengkhawatirkan, target 70 persen masyarakat Sumsel mendapat vaksinasi akan semakin molor. Akibatnya, kekebalan komunal dan keluar dari pandemik Covid-19 semakin lama tercapai.
"Idealnya Sumsel mendapat 150.000 vial per bulan. Kenyataannya sampai saat ini Sumsel hanya mendapatkan 30.000 vial per bulan," katanya.
- Buntut Keributan di Citra Grand City, Pihak Pengembang Ancam Laporkan Anggota DPRD Sumsel dan Warga
- 176 Jemaah Haji Sumsel Sudah Melunasi Biaya, 6764 Belum Bayar
- Pengemudi Mobil Wuling Meninggal Dunia Usai Tabrak Taman Jalan di Lubuklinggau