Calon Gubernur Sumsel nomor urut 3, Mawardi Yahya, mengungkapkan bahwa tidak ada pembangunan signifikan yang dilakukan oleh pihak swasta di Sumsel dalam lima tahun terakhir.
- Matahati Sebut Kelompok Rentan dan Jurnalis dalam Pidato Penutup Debat, Pengamat: Pemimpin yang Paling Merangkul!
- Jelang Debat Pamungkas, ESP Sebut Tidak Ada Persiapan Khusus
- Propaganda Hasil Survey Dinilai Gagal, Cik Ujang Jadi Batu Sandungan Herman Deru
Baca Juga
Pernyataan ini disampaikan saat debat publik pertama Pilgub Sumsel pada 28 Oktober, sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Eddy Santana.
Mawardi menjelaskan bahwa satu-satunya perkembangan yang terjadi dalam bidang pembangunan swasta adalah fasilitas olahraga yang dilaksanakan pada masa pemerintahan Gubernur Alex Noerdin.
"Saya kira untuk kerjasama pembangunan dalam lima tahun terakhir tidak ada kecuali zamannya pak Alex Noerdin, yaitu fasilitas olahraga," katanya
Ketika ditanya tentang penguatan inovasi dan alternatif pembiayaan pembangunan untuk kemandirian ekonomi, Mawardi menekankan pentingnya melibatkan sektor swasta dalam pembangunan di Sumsel.
Dia berpendapat tanpa adanya komitmen dari pihak swasta, APBD Sumsel tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
"Tanpa memberikan komitmen kepada swasta, tidak mungkin APBD Sumsel mampu untuk mewujudkan pembangunan di Sumsel," ungkap Mawardi.
Ia menegaskan bahwa keterlibatan swasta akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan pembangunan di daerah. Setelah pernyataan Mawardi, moderator memberikan kesempatan kepada calon gubernur lainnya, Herman Deru dan Eddy Santana, untuk memberikan tanggapan.
Herman Deru, calon gubernur nomor urut 1, memilih untuk menambahkan komentarnya tanpa mengajukan pertanyaan. Ia menyatakan pentingnya memberikan layanan baik kepada para investor dan partisipasi masyarakat, termasuk membayar pajak, untuk meningkatkan APBD.
Ketika giliran Eddy Santana untuk bertanya, ia langsung meminta Mawardi menjelaskan apakah ada pembangunan monumental dari pihak swasta selama lima tahun terakhir.
Mawardi dengan tegas menjawab bahwa tidak ada pembangunan yang dapat disebut monumental, kecuali yang dilakukan pada era Gubernur Alex Noerdin. "Tidak ada kecuali zaman pak Alex Noerdin," pungkasnya.
- Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub, Sebanyak 1,7 Juta Warga Sumsel Golput
- Amplop Politik dan Pilgub Sumsel 2024: Mengungkap Anomali Demokrasi dan Politik Lokal
- Bawaslu PALI Apresiasi Kesuksesan Pilkada 2024, Minta Masyarakat Jaga Kondusifitas