Tuding PT Samora Ingkar Janji, Warga Pelimbangan OKI Tuntut Perusahaan Berikan Plasma

Perwakilan warga Desa Pelimbangan mendatangi kantor Camat Cengal OKI/ist
Perwakilan warga Desa Pelimbangan mendatangi kantor Camat Cengal OKI/ist

Ratusan warga Desa Pelimbangan Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel mendatangi kantor Camat Cengal akibat kesal terhadap PT. Samora. 


Kemarahan warga desa tersebut dikarenakan PT. Samora dianggap melanggar perjanjian plasma antara pihak perusahaan dan warga. 

Warga yang dijanjikan akan mendapatkan plasma seusai panen, kini hanya meratap pilu karena hingga detik ini plasma yang dijanjikan belum juga diberikan kepada mereka. 

Menurut Junaidi, warga rela menjual lahan mereka seluas 6000 hektare dengan harga murah, yakni Rp 1.000.000 per hektar dengan harapan mendapatkan plasma hasil sawit yang ditanam di lahan tersebut. 

"Nyatanya kami tidak mendapatkan plasma yang dijanjikan," kata Junaidi bersama warga lainnya kepada media, Kamis (25/1). 

Junaidi mengatakan, ia bersama warga pernah mempertanyakan hal tersebut dengan pihak pemerintah desa setempat. Namun mereka berasalan masyrakat harus menyerahkan lagi lahan 1000 hektare yang belum digarap. 

"Nah lahan itulah yang baru mau dijadikan plasma," kata Junaidi saat mendengar keterangan dari pihak pemerintah desa. 

Hal itu kata Junaidi, tidak sesuai dengan perjanjian antara warga dan perusahaan. Awalnya, warga dijanjikan sebagai warga pribumi satu Kepala Keluarga (KK) mendapat satu surat plasma, namun sampai sekarang tidak terealisasi. Bahkan dari tanah yang dijual warga tidak ada plasma hanya terdapat inti perkebunan sawit saja. 

"Masyarakat akhirnya mendatangi Kantor Camat Cengal untuk mengadukan permasalahan ini agar pihak Pemerintah Kecamatan bisa memfasilitasi," ujarnya.

Camat Cengal H Musa Panitan, membenarkan adanya keluhan dari warga Desa Palimbangan. Menurutnya, sesuai presedur pihaknya mengarahkan warga untuk menyurati atau menghadap Kepala Desa (Kades) Pelimbangan dan menerangkan permasalahan mereka itu. 

Sementara itu, pihak perusahaan PT. Samora melalui Asisten Kepala Perkebunan Pau menjelaskan, kedua belah pihak telah memahami permasalahan tersebut. 

"Terkait plasma sebenarnya masyarakat lebih paham. Ini masalah data saja, masyarakat bisa menanyakan langsung ke pihak desa," ucapnya singkat.