Aksi balap liar di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Balap liar tersebut puncaknya acapkali terjadi di Minggu dini hari.
- Polisi Tangkap Empat Pengedar Ekstasi di Lubuklinggau, Dua Pelaku Masih di Bawah Umur
- Keponakan Jadi Dalang Pencurian 100 Gram Emas Milik IRT di Lubuklinggau, Kasus Berujung Restorative Justice
- Pria Penyandang Disabilitas Rudapaksa Anak 11 Tahun di Lubuklinggau, Begini Modusnya
Baca Juga
Langkah antisipasi dilakukan Polres Lubuklinggau dengan menerjunkan Tim Rajawali (Rame-rame Jaga Linggau). Tim Rajawali melakukan patroli dan ditempatkan dibeberapa titik yang biasa menjadi lokasi balap liar.
Adapun patroli dan penempatan personel Rajawali mulai dilakukan Sabtu malam (26/11/2022) hingga minggu dini hari (27/11/2022). Hasilnya, aksi balapan liar yang kerap dilakukan sekelompok remaja tak terjadi.
"Kita patroli dan standby di titik-titik yang sering terjadinya balap liar," kata Kapolres Lubuklinggau, AKBP Harissandi melalui Kasat Samapta, AKP Dedi Purma Jaya.
Dedi menjelaskan, adanya balap liar membuat masyarakat sekitat lokasi yang sering dijadikan tempat balapan menjadi resah. Sehingga dilakukan patroli oleh pihaknya bersama dengan Polsek Lubuklinggau Timur.
Selain patroli, ditambahkan Dedi, personel juga standby disekitar titik yang menjadi lokasi ajang balap liar di Lubuklinggau.
"Dengan begitu diharapkan balap liar yang dinilai meresahkan dapat dicegah," ungkap Kasat Samapta.
Dedi juga mengungkapkan, malam minggu merupakan malam yang sangat panjang. Dan meskipum saat dilakukan patroli kota Lubuklinggau diguyur hujan, namun tidak menjadi penghalang bagi sekelompok pemuda atau remaja untuk nongkrong. Khususnya untuk menggelar aksi balap liar.
Lebih lanjut, kehadiran Tim Rajawali Polres Lubuklinggau dengan melaksanakan patroli jalanan sebagai wujud Polres Lubuklinggau untuk mengamankan serta menjaga warga sekitar kota Lubuklinggau. 
- Polisi Tangkap Empat Pengedar Ekstasi di Lubuklinggau, Dua Pelaku Masih di Bawah Umur
- Keponakan Jadi Dalang Pencurian 100 Gram Emas Milik IRT di Lubuklinggau, Kasus Berujung Restorative Justice
- Pria Penyandang Disabilitas Rudapaksa Anak 11 Tahun di Lubuklinggau, Begini Modusnya
