Terkendala Anggaran, Penanggulangan Banjir di OKU Dilakukan Bertahap

Banjir di Baturaja makin meluas/Foto:Amizon
Banjir di Baturaja makin meluas/Foto:Amizon

Sudah sepekan lebih sejumlah wilayah dalam Kota Baturaja Kabupaten OKU, masih tergenang banjir dan membuat warga sulit beraktifitas.


Pemerintah Kabupaten OKU sendiri sudah turun untuk membantu warga yang terdampak banjir dengan mendirikan posko, memberikan makanan ringan serta evakuasi.

“Kita sudah melaksanakan tugas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) seperti penanggulangan, evakuasi dan memberi bantuan makanan ringan (Mie instan dan roti),” ujar Kepala BPBD OKU, Hemni Rusdi SE, ditemui di ruang kerjanya, Rabu (3/5).

Menurutnya, ada beberapa titik yang dilanda banjir dalam wilayah Baturaja diantaranya Jalan Pancur, Sekar Jaya, Baturaja Permai, dan Belimbing Kecamatan Peninjauan.

“Banjir ini musiman. Untuk ketinggian air bervariasi mulai dari setengah meter hingga 1,5 meter. Untuk di Jalan Pancur, Insya Allah bisa ditanggulangi karena sudah dilakukan pengerukan terhadap drainasenya,” jelas Hemni.

Sementara, untuk lokasi lainnya seperti kawasan RS Sriwijaya masih dicarikan solusi, mengingat untuk melakukan penanggulangan membutuhkan anggaran. 

“Saat ini Pemkab OKU sedang melobi pusat untuk anggaran penanggulangan bencana banjir di OKU,” katanya.

Masih di tempat yang sama, MH Nazir P selaku Staf Khusus Bupati OKU Bidang Komunikasi Informasi dan Kemasyarakatan menambahkan, faktor penyebab terjadinya banjir karena drainase serta sungai yang ada mendangkal.

"Selain debit air naik dan curah hujan tinggi, penyebab banjir juga karena drainase yang ada sudah menyempit dan tersumbat," katanya.

Oleh karena itu, solusi untuk meminimalisirnya harus ada upaya seperti membersihkan drainase, normalisasi sungai dan mengganti fasum yang sudah tidak layak.

"Seperti di Pancur, sudah ada solusinya. Warga sudah menghibahkan lahannya untuk dibuat saluran pembuangan, dan Insya Allah tidak banjir lagi," ungkapnya.

Sedangkan untuk wilayah lain yang terdampak banjir, kata dia, saat ini masih dicari solusi karena menyangkut masalah anggaran.

“Karena kalau gorong-goronnya kecil atau tersumbat, harus diganti, sungai yang ada di RS Sriwijaya dinormalisasi. Tapi tetap tergantung anggaran pemerintah,” pungkasnya.