Dampak Banjir OKU dan Muara Enim, Distribusi Air di Wilayah Seberang Ulu jadi Keruh

Kondisi air baku di Perumda Tirta Musi menjadi keruh/ist
Kondisi air baku di Perumda Tirta Musi menjadi keruh/ist

Distribusi air Perumda Tirta Musi kepada pelanggan di wilayah Seberang Ulu mengalami kekeruhan sejak Minggu (26/5) akibat peningkatan turbidity (tingkat kekeruhan air) di Sungai Ogan. 


Banjir di sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan, seperti OKU dan Muara Enim, menyebabkan air baku Perumda Tirta Musi keruh, dengan tingkat kekeruhan mencapai 980 NTU (normalnya 50-70 NTU).

"Air baku untuk 60 ribu pelanggan di Seberang Ulu berasal dari Sungai Ogan yang saat ini keruh akibat musibah banjir," ujar Direktur Operasional Perumda Tirta Musi, Cik Mit, pada Kamis (30/5).

Air yang diterima pelanggan saat ini sedikit berwarna seperti kabut, agak keputihan, namun masih aman untuk dikonsumsi. Dari 60 ribu pelanggan, sekitar 30 persen atau 10-20 ribu pelanggan di Seberang Ulu 1, Seberang Ulu 2, Plaju, Jakabaring, dan Kertapati terdampak kekeruhan ini.

"Kekeruhan ini di luar ambang produksi. Agar instalasi tetap beroperasi, kapasitas produksi air diturunkan sebanyak 30 persen," jelas Cik Mit. 

"Hasil produksi air sesuai dengan Permenkes nomor 2 tahun 2023, dimana kekeruhan air hasil produksi di bawah 3 NTU. Saat ini, kita mendapatkan angka 2 NTU, artinya masih layak dikonsumsi," tambahnya.

Perumda Tirta Musi meminta maaf kepada seluruh pelanggan atas dua hal. Pertama, pengurangan kapasitas produksi air yang menyebabkan distribusi air berkurang, sehingga aliran air yang biasanya 24 jam menjadi beberapa jam atau hanya tersedia pada malam hari. 

Kedua, meskipun kekeruhan air sudah turun menjadi 250 NTU, air yang diterima pelanggan masih keruh namun tetap dalam ambang batas yang aman untuk dikonsumsi.

"Kami mohon maaf kepada pelanggan Seberang Ulu. Dalam 7-10 hari ke depan, kondisi akan kembali normal jika tidak ada banjir lagi atau kejadian lain yang membuat air baku keruh di atas ambang normal," pungkasnya.