Tekan Angka Kekerasan, Muara Enim Dorong Sekolah Ramah Anak

ilustrasi sekolah ramah anak. (ist/net)
ilustrasi sekolah ramah anak. (ist/net)

Maraknya kekerasan yang melibatkan anak baik itu sebagai korban maupun pelaku menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Muara Enim.


Untuk itu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Muara Enim terus melakukan berbagai upaya antisipasi dalam mengurangi dan menghapuskan angka kekerasan terhadap anak. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Vivi Mariani mengatakan bahwa kekerasan yang melibatkan anak, tentu menjadi perhatian bagi pemerintah kabupaten Muara Enim yang sudah memiliki upaya dalam mengatasinya.

"Salah satunya, saat ini sudah memiliki forum anak di setiap desa dan kelurahan di Kabupaten Muara Enim. Tugas mereka menjadi pelopor dan pelapor kalau melihat adanya kekerasan terhadap anak yang ada disekitarnya," ujarnya Vivi kepada kantor berita RMOLSumsel, Senin (13/2)

Lanjut Vivi, saat ini sudah ada sekolah yang diberikan pelatihan mulai dari Paud hingga SMA dimana fasilitasnya harus sesuai standar. "Misalnya toilet, fasilitas sekolah dan lain lain," bebernya. 

Lalu, sistem yang dibuat agar tidak ada lagi yang namanya Bully di kalangan pelajar, juga mengantisipasi apabila ada kekerasan terhadap anak. "Dan bagaimana sekolah memperlakukan anak dengan adil dan merata," ungkapnya. 

Saat ini juga, sudah ada sekolah ramah anak yang sudah dinyatakan berstandar nasional, di Sumsel hanya ada satu yakni di SD TEL. "Tahun ini kami akan ajukan lagi 2 SD dan 2 SMP untuk dinyatakan sekolah ramah anak berstandar nasional," tuturnya. 

Sebenarnya, ada 300 sekolah yang akan diusulkan secara sistem sudah menerapkan ramah anak, hanya saja memang perlu status secara nasional. "Artinya itu sebagai role model, dengan harapan sekolah lain juga akan menerapkannya," terangnya. 

Dalam pencegahan, juga selalu dilaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dimana dulunya ke desa desa sekarang di kecamatan. "Sehingga skalanya besar, ini juga sekaligus pencegahan terhadap kekerasan terhadap perempuan," ujarnya.

Beberapa hal tersebut menjadi upaya dari pemkab muara enim agar kekerasan yang melibatkan anak baik itu sebagai pelaku maupun korban. "Tentunya kami juga berkoordinasi dengan stakeholder lain mengingat ini tidak bisa dilakukan sendiri," pungkasnya.