Tarawih Pertama, Masjid Agung Palembang Tiadakan Jarak Saf Berjemaah

Suasana menjelang salat tarawih pertama di Masjid Agung SMB Jayo Wikramo Palembang. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Suasana menjelang salat tarawih pertama di Masjid Agung SMB Jayo Wikramo Palembang. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Memasuki 1 Ramadan 1443 H, sejumlah masjid di Palembang terlihat melakukan persiapan salat tarawih berjemaah. Salah satunya di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Palembang.


Sekretaris Pengawas Yayasan Masjid Agung Palembang, Sukri Soha mengatakan pihaknya telah melakukan persiapan sejak satu bulan terakhir, pasca dikeluarkannya surat edaran Kementerian Agama RI terkait penghapusan aturan jarak shaf di seluruh masjid selama pandemi Covid-19.

"Persiapan shaf salat tarawih di Masjid Agung ini sudah kami lakukan sejak sebulan kemarin seperti pemasangan sajadah dan lain-lain. Maka untuk pelaksanaan tarawih malam ini, jemaah yang hadir tidak akan ada batasan shaf," katanya saat dihubungi Kantor Berita RMOLSumsel melalui panggilan seluler, Sabtu (2/4).

Lalu, kapasitas ruangan di  Masjid Agung  Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo sendiri mampu menampung hingga ribuan jamaah. "Ruang tengah utama saja untu satu shafnya horizontalnya bisa dipenuhi sekitar 80 sampai 100 jemaah dan shaf vertikal sebanyak 20 orang," sambungnya yang juga memastikan bahwa pelaksanaan tarawih pertama di Masjid terbesar di Palembang ini akan ramai dan penuh 

Kendati demikian, Sukri juga menegaskan bahwa tim yayasan turut mengantisipasi penyebaran Covid-19 dengan mengimbau masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan, 

"Bahkan dari yayasan sendiri telah memasang imbauan untu memakai masker, handsanitizer dan alat pengukur suhu. Kemudian bagi yang merasa sakit untuk tidak sholat di Masjid agar menghindari penularan yang bisa terjadi," bebernya. 

Terus, bagi yang ikut melaksanakan salat mudah-mudahan mereka (jemaah) yang telah melakukan vaksinasi. "Kita sama-sama berdoa karena kita berusaha melakukan ibadah terbaik selama Ramadhan," terangnya.

Kabar gembira lainnya yang turut disampaikan Sukri yakni ada beberapa kegiatan ibadah yang sebelumnya sempat terhenti akibat pembatasan aktivitas di masjid, tahun ini kembali dilaksanakan. 

"Tahun ini kami kembali mengadakan pengajian dan ceramah (carawisan) selama 10 sampai 40 menit setelah salat tarawih. Dan semoga ini menjadi semangat bagi masyarakat untuk terus melakukan sholat tarawih berjamaah di masjid," pungkasnya.

Sementara itu, setelah melakukan Rukyatulhilal pada Jumat (2/4) sore, akhirnya 1 Ramadan 1443 Hijriah diputuskan pada Minggu (3/4), Kakanwil Kemenag Sumsel Deni Priansyah menerangkan bahwa benar di Sumsel pihaknya turut memenuhi keputusan penghapusan shaf berjamaah, sehingga pelaksanaan tarawih dapat berlangsung tanpa batasan jamaah.

"Kalau untuk tarawih silahkan saja dilakukan seperti sebelum pandemi, artinya tidak ada pembatasan shaf bagi jemaah yang melakukannya," ungkapnya.

Deni juga mengabarkan, bahwa untuk kegiatan salat tarawih di musholla atau masjid, pihaknya tidak memberikan batasan apapun. Kendati begitu, masyarakat tetap diimbau untuk memakai masker. Pengurus masjid atau musholla juga tetap diimbau untuk menyiapkan tempat cuci tangan dan handsanitizier.

"Sesuai instruksi Kemenag RI, tetap memakai masker dan sediakan protokol kesehatan," bebernya.

Lanjutnya, untuk kapasitas masjid pun boleh diisi full asal tidak terlalu berdesakan pada saat melakukan salat. Meski telah dilonggarkan katanya, protokol kesehatan selama tarawih juga harus tetap dilaksanakan.

"Asal jangan berdesakan," tutupnya.