Tampil Sempurna dan Anggun, Bisa Terpilih Bawa Baki

Menjadi pembawa baki bendera merupakan idaman setiap peserta perempuan ketika mengikuti seleksi calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Apalagi para anggota paskibraka perempuan memang memiliki kesempatan yang sama untuk mencoba menjadi pembawa baki di setiap latihan.


Untuk menjadi pembawa baki, mereka harus tampil anggun serta terlihat sempurna. Makanya, para anggota paskibraka perempuan harus ada nilai plus saat latihan sehingga para pelatih tertarik untuk menjadikan ia sebagai pembawa baki.

Koordinator Pelatih Paskibraka 2020 dari Satuan Brimob Polda Sumsel Iptu Muhammad Dedy Wijaya mengatakan, untuk menjadi pembawa baki ada kriterianya tersendiri, serta tampil sempurna dan anggun.

"Semua anggota paskibraka yang terpilih disini sudah bagus. Tinggal kita mencari dari baik yang terbaik. Yang terbaik maksudnya, ialah sikapnya, teknik saat latihan, dan etika selama di asrama. Pembawa baki harus senyum dan pandangan harus kedepan," ujarnya disela latihan paskibraka di halaman Griya Agung Palembang, Kamis (13/8/2020).

Saat pembawa baki melangkah di tangga, telapak kakinya pun harus menyentuh ujung tangga. Hal itu merupakan cara paskibraka meraba tiap anak tangga saat membawa bendera merah putih.

"Pembawa baki itu harus menjaga emoisnya. Ketika menjadi pembawa baki mereka harus bersikap tenang. Tiap langkah mereka dituntut untuk anggun dan berwajah senyum," jelasnya.

Selan itu, yang menjadi penilaian lain, ialah anggota paskibraka dalam penyerapan materi yang disampaikan pelatih. Dan pelatih juga menilai bagaimana cara anggota paskib saat makan.

"Untuk pembawa baki dan pengibar bendera, kita tentukan H-1, tapi kita sudah tahu bahwa anggota paskibraka harus siap semua. Nanti mereka kita bagi dua, ada khusus yang pagi dan ada yang sore saat penurunan bendera merah putih. Namun saat ini kita menyesuaikan yang ada," ungkapnya.

Tak hanya tampil anggun, tegap dan cantik saja, yang menjadi point utama pembawa baki dan pengibar bendera, ialah mereka dituntut kuat fisik.

"Jadi kegiatan fisik dulu yakni, push up, stretching dulu, shit up minimal 30 kali, baru latihan pengibaran. Mereka jam 07.00 WIB telah kumpul di halaman untuk latihan, kalau malam pemberian materi sampai jam 20.00 WIB, setelah itu istirahat," jelasnya.

Dikatakannya, pelatih paskibraka ada 5 orang, yang terdiri dari tiga TNI, satu polisi, satu dari koordinator.

Upacara bendera tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Karena dalam kondisi pandemi Covid-19, anggota paskibraka saat latihan harus menggunakan masker. Sehingga pada saat tampil mereka telah terbiasa.

Diakuinya, yang paling sulit dalam melatih anggota paskibraka ialah, yang bertugas di tiang (pengibar bendera, red), karena fisik tiang berbeda dengan sekolah dan juga lebar lapangan di Griya, yang biasa mereka jalan berapa meter, namun di sini mereka berjalan kurang lebih 100 meter.

"Tinggi tiangnya 17 meter ya. Mereka ini kan hanya 6 hari di sini (asrama), jadi belum terbiasa dengan kondisi lapangan. Tapi ini semua akan terkendali dan kita yakin mereka tampil dengan sempurna" tukasnya. [ida]