Sultan SMB IV hingga Budayawan Sepakat Tolak Rencana Perluasan RS dr AK Gani di BKB

ultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja, saat menggelar rapat  guna memantapan koordinasi  terkait Rumah Sakit Dr Ak Gani yang rencananya bakal diperluas dan dibangun empat lantai di dalam Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. (ist/RmolSumsel.id)
ultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja, saat menggelar rapat guna memantapan koordinasi terkait Rumah Sakit Dr Ak Gani yang rencananya bakal diperluas dan dibangun empat lantai di dalam Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. (ist/RmolSumsel.id)

Rencana perluasan pembangunan Rumah Sakit (RS) dr AK Gani yang akan memakan bagian dari bangunan Benteng Kuto Besak (BKB) ditolak para budayawan Palembang hingga Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja.


Penolakan itu didasarkan karenakan kawasan BKB merupakan cagar budaya yang telah menjadi warisan sehingga harus dilindungi.

“ Kalau Rumah Sakit (RS) Dr Ak Gani mau diperluas di BKB sebaiknya  tidak disitu. Karena, BKB adalah kawasan cagar budaya  yang tidak boleh ada bangunan yang lebih menonjol dari bangunan cagar budaya tersebut, saya harap rencana perluasan Rumah Sakit Dr AK Gani yang akan dibangun empat lantai itu dipindahkan tempat lain sehingga bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah,” kata Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja, Senin (21/11).

SMB IV mengatakan, sejauh ini kondisi di kawasan BKB sudah sangat padat dan macet ketika pada jam sibuk. Sehingga, jika rumah sakit Dr AK Gani diperluas, diperkirakan kondisi kemacetan akan ikut bertambah.

“ Saya mengharapkan semua pihak berbesar hati  dan sama –sama menjaga warisan cagar budaya  yang ada di kota Palembang,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) yang juga dosen Jurusan Sejarah Universitas Sriwijaya Dr Farida Wargadalem menegaskan, perluasan RS dr AK Gani tersebut akan dibangun setinggi empat lantai dengan memakan badan bangunan BKB.

Menurut Farida, sebelum rencana perluasan BKB tersebut dilakukan setidaknya dilakukan kajian ulang.

“ Kita berharap itu tidak terjadi dan hal-hal lain akan kita kaji lebih lanjut, “ ujarnya.

Untuk itu menurutnya perlu adanya dorongan kalangan masyarakat terkait permasalahan BKB ini.


“ Kita juga perlu menyadarkan para pemimpin kita bahwasanya masyarakat itu sudah melek , masyarakat itu perlu dilibatkan, sebetulnya pembangunan buat siapa?  Buat masyarakat jadi jangan pernah masyarakat itu dianggap  sepi-sepi saja , bukan , kita-kita ini juga masyarakat khan , apalagi orang-orang akademisi itu dia berbicara tidak asal berbicara tapi  berdasarkan pengetahuan yang dia miliki  , berdasarkan kajian dan sebagainya, tidak ada yang menolak pembangunan,” katanya.

Sedangkan koordinator Aliansi Penyelamat BKB, Vebri Al Lintani mengatakan hasil rapat memutuskan  akan melakukan audiensi ke Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang dan Provinsi Sumsel, Pangdam II/Sriwijaya.

“Kami juga akan bersurat ke Menhan, Panglima TNI, Kasad, Pangdam II/Sriwijaya dan tembusan Kepala RS AK Gani,” katanya.