Pasca kenaikan harga bahan bakar jenis RON 92 seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan lainnya, sebagian besar masyarakat mulai beralih ke Pertalite. Akibatnya, antrean panjang di SPBU tak terhindarkan.
- 48 Desa di Banyuasin Siap Gelar Pilkades
- Soal Pencairan THR dan Tukin ASN, Ini Kata Gubernur Sumsel
- Diguncang Gempa 6,5 Magnitudo, Ribuan Rumah dan Gedung di Jawa Timur Rusak
Baca Juga
Seperti yang kerap terjadi di sejumlah SPBU yang ada di kawasan Kabupaten Empat Lawang. Stok Pertalite di SPBU sering kehabisan. Ironinya, kondisi tersebut bertolak belakang dengan stok yang ada dijual pedagang eceran Pertalite. Harga jualnya juga mencapai Rp11 ribu. Lebih tinggi dari harga di SPBU yang mencapai Rp7.650 per liter.
"Lebih mudah dapat Pertalite di pengecer dari di SPBU resmi," kata Samsul saat dibincangi, Kantor Berita RMOLSumsel.
Dia mengatakan, SPBU seolah memaksa masyarakat untuk membeli bahan bakar Pertamax. "Entah benar-benar kosong atau memang sengaja tidak dijual. Seolah kami ini dipaksa beli Pertamax," tuturnya
Dia juga mempertanyakan dari mana para pengecer bisa mendapatkan BBM jenis Pertalite setiap harinya. Bahkan, ia sampai menduga bahwa ada permainan antara para pengecer dengan pengelola SPBU.
"Ini perlu diinvestigasi oleh Pertamina agar kelangkaan Pertalite tidak terulang lagi di Empat Lawang," cetusnya.
- Antrean BBM Masih Panjang, Dewan Curiga Ada Permainan oleh Pengelola SPBU
- Antrean BBM di SPBU Masih Panjang Usai Kenaikan Harga, DPRD Sumsel Akan Panggil Pihak Pertamina hingga Migas
- Antrean BBM Mengular, Walikota Lubuklinggau Minta Manajemen SPBU Dikaji Ulang