Honda melalui anak perusahaannya yakni Striemo mulai merambah ke pasar skuter elektrik. Kali ini, produksi pertamanya diberi nama Striemo dengan keunggulan memiliki teknologi stabilizer. Striemo ini merupakan skuter roda tiga yang stabil pada kecepatannya atau berkecepatan yang sebanding dengan sepeda.
- Kiagus Firdaus Sosok Putra Pagar Alam yang Sukses Kawal Mario Aji ke Moto2 GP
- Meriahkan HUT Banyuasin, Ratusan Rider Trail Adventure Mandi Lumpur di Bumi Sedulang Setudung
- Suhu Tinggi Bikin MotoGP Indonesia 2022 Dikurangi Jadi 20 Lap, Jelang Start Malah Hujan Deras
Baca Juga
CEO Striemo, Yotari Mori mengatakan pengembangan skuter ini untuk melihat apakah pihaknya mampu menciptakan alat transportasi yang memungkinkan setiap orang untuk bergerak secara alami, seperti semua orang keluar dengan sepatu mereka. “Ini adalah mobilitas baru yang dikembangkan dengan memanfaatkan pengetahuan ‘penelitian manusia’ yang dikembangkan melalui pengembangan sepeda motor di Honda," katanya dikutip dari carscoops, Rabu (15/6).
Skuter ini memiliki berat 20 kilogram dan dapat menempuh jarak hingga 30 kilometer dengan sekali pengisian daya. Selain itu, Striemo ini juga memiliki teknologi stabilizer dan diklaim sangat sulit untuk jatuh dari skuter karena kemampuannya untuk menghitung keseimbangan pusat gravitasinya hingga 0,1 mm.
"Ini memungkinkan kendaraan mikromobilitas roda tiga stabil di bawah pengendara tidak peduli seberapa cepat atau lambat mereka bergerak," terangnya.
Selain itu, teknologi tersebut juga membuat mekanisme belok lebih mudah. Untuk berbelok, pengendara diharuskan bersandar ke sudut, tidak seperti yang dilakukan pemain ski di atas bukit. Itu memungkinkannya untuk tidak hanya stabil pada kecepatan tinggi tetapi juga berbelok sangat tajam pada kecepatan rendah.
Skuter Striemo ini sendiri diproduksi secara terbatas yakni 300 unit dan hanya menerima pre-order. Harga yang ditawarkan yaitu $1.939 USD atau sekitar Rp28.621.869. Skuter ini rencananya akan dijual di Jepang 2022 dan diperkenalkan di Eropa pada 2023 mendatang.
- Kendaraan Bermotor Harus Berhenti Total saat Palang Perlintasan Tertutup
- Industri Otomotif Indonesia Bakal Kolaborasi dengan MAZ
- Jangan Disepelehkan, Ini 3 Masalah Memaksakan Berkendara dengan Ban Kempes