Sopir Truk Resah Lewat Jalan Lintas Empat Lawang, Lalui Jembatan Darurat Dilarang, Lewati Jalan Alternatif Rawan Rampok

Jembatan darurat yang dibuat tidak boleh dilintasi truk bermuatan di atas 3 ton/Ist.
Jembatan darurat yang dibuat tidak boleh dilintasi truk bermuatan di atas 3 ton/Ist.

Pengemudi truk dari arah Kepahiang Provinsi Bengkulu menuju Pulau Jawa yang melintasi jalan lintas Desa Simpang Perigi, Kabupaten Empat Lawang dibuat resah.


Sebab, jika hendak melintas di Jembatan darurat, maka muatan tidak diperbolehkan di atas 3 ton, karena Jembatan utama sedang perbaikan. Sedangkan jika melintas di jalan alternatif rawan terjadi tindak pidana

Salah seorang pengemudi truk lintas Kepahiang - Empat Lawang Dafiz (32) mengeluhkan larangan melintas bagi kendaraan bermuatan lebih dari 3 ton di jembatan darurat tersebut, di tengah sulitnya bagi sopir mendapatkan BBM seperti saat ini.

Meskipun ada jalur alternatif yang dapat dilalui namun jarak tempuh untuk memutar kendaraan cukup jauh. 

"Memang jalur alternatif ada, tapi kawan-kawan kita yang biasa melalui jalur ini banyak tidak tahu sedang ada perbaikan, setelah tiba di sana ternyata tidak bisa dilalui baik dari arah Pagaralam atau Kepahiang," keluh Dafiz.

Jika harus melalui jalur alternatif sambung Dafiz, mereka harus memutar kendaraan dengan jarak tempuh ratusan kilometer. 

"Sementara itu BBM langka, antre dan dibatasi, bagaimana nasib kami para sopir," ujar Dafiz.

Ditambahkannya lagi bahwa jalur alternatif ini selain jalannya kecil dan jelek juga sangat rawan seperti adanya perampok, pemalak di jalan.

Sedangkan upah angkut untuk supir dari perusahaan juga tidak besar dan itu untuk keluarga dari gaji mereka bekerja sebagai sopir.

Ia berharap anggota DPRD Provinsi Sumsel dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dapat menindaklanjuti hal ini. Meskipun para sopir bukan warga setempat, namun jalur tersebut sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup banyak orang.