Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B. Ponto menolak keras wacana penyatuan BAIS dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
- Disetujui DPR jadi Kepala BIN, Garasi Herindra Cuma Ada 1 Mobil
- Tim Hukum Prabowo-Gibran Tak Keberatan Kapolri Diperiksa di Sidang MK, tapi Kepala BIN Juga
- Dudung Abdurachman Diprediksi Kepala BIN, Agus Subiyanto KSAD
Baca Juga
"Ya enggak bisa lah (disatukan). BAIS untuk Panglima TNI, BIN untuk Presiden gimana mau disatukan. Itu dua kepala yang berbeda kok. Siapa punya ide itu, suruh menghadap saya," kata Soleman kepada RMOL, Minggu 11 Mei 2025.
"Suruh dia ketemu saya, belajar lagi sama saya," sambungnya.
Soleman menegaskan, BAIS bertugas menganalisa data intelijen untuk Panglima TNI terkait kemungkinan adanya serangan musuh yang berusaha menghancurkan pertahanan negara.
Sedangkan BIN, lanjut Soleman, bertugas untuk memberikan data intelijen ke Presiden RI soal keamanan politik dan negara.
"Itu Panglima mau perang kan perlu intelijen, Presiden juga punya sendiri lah bagaimana mau digabung. Yang punya ide itu yang bodoh banget," tutup Soleman.
- Disetujui DPR jadi Kepala BIN, Garasi Herindra Cuma Ada 1 Mobil
- Tim Hukum Prabowo-Gibran Tak Keberatan Kapolri Diperiksa di Sidang MK, tapi Kepala BIN Juga
- Dudung Abdurachman Diprediksi Kepala BIN, Agus Subiyanto KSAD