Komisi I DPR RI masih mencari kebenaran informasi dari kabar peretas atau hacker China telah menembus jaringan internal milik setidaknya 10 kementerian dan lembaga di Indonesia. Apalagi, juga dikabarkan jaringan Badan Intelijen Negara (BIN) juga termasuk salah satunya.
- Komisi VIII DPR Desak Kemenag Tindak Tegas Travel Gunakan Visa Non-Haji
- Fauzi Amro dan Charles Meikyansah Mangkir Lagi dari Panggilan KPK di Kasus Korupsi CSR BI
- Anggota DPR Desak Pemeliharaan Alat Keamanan di Lapas
Baca Juga
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan, saat ini belum ada laporan resmi dari lembaga-lembaga negara yang dikabarkan telah mengalami peretasan.
“Sampai saat ini kami belum menerima informasi,” ujar Meutya Hafid saat ditemui di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/9).
Khusus untuk BIN, Meutya memastikan akan menanyakan langsung mengingat BIN adalah salah satu mitra kerja dari Komisi I DPR.
“Saya akan segera komunikasi dengan mitra kami BIN, jadi betul atau tidaknya informasi itu kita harus cek,” demikian legislator Partai Golkar ini.
Informasi peretasan ini diunggah di The Record oleh jurnalis keamanan siber, Catalin Cimpanu dalam artikel "Indonesian intelligence agency compromised in suspected Chinese hack" pada Jumat (10/9).
Dalam laporan itu, penyusupan ditemukan oleh divisi penelitian ancaman Recorded Future, Insikt Group. Mereka menemukan penyusupan dilakukan oleh Mustang Panda, kelompok peretas China yang menargetkan kawasan Asia Tenggara.
- Komisi VIII DPR Desak Kemenag Tindak Tegas Travel Gunakan Visa Non-Haji
- Fauzi Amro dan Charles Meikyansah Mangkir Lagi dari Panggilan KPK di Kasus Korupsi CSR BI
- Anggota DPR Desak Pemeliharaan Alat Keamanan di Lapas