Sebuah ledakan menghantam pangkalan militer Irak di provinsi Babilonia, selatan Bagdad pada Jumat (19/4) malam, yang menyebabkan satu orang tewas dan melukai delapan lainnya.
- Kemenaker Cari Cara Pulangkan Ribuan Pekerja Migran Bermasalah Di Malaysia
- Kasus Campak Zimbabwe Meroket, Ajaran Sekte Gereja Diduga Jadi Pemicunya
- Diskon Harga Minyak, Rusia Jadi Pemasok Terbesar di China
Baca Juga
"Beberapa orang terluka dalam pengeboman semalam di pangkalan militer Calso, Irak yang menampung koalisi kelompok bersenjata pro-Iran," kata dua sumber keamanan pada Sabtu (20/4) pagi.
Menurut keterangan dari pasukan Hashed al-Shaabi yang terdampak, ledakan udara itu diakui terjadi di pangkalan militernya, yang menimbulkan kerugian material dan korban jiwa, tanpa merinci jumlah korban luka.
“Ledakan itu mengenai peralatan, senjata, dan kendaraan,” kata sumber Kementerian Dalam Negeri.
Saat ini, penyelidik telah dikirim ke lokasi tersebut untuk mengidentifikasi pelaku serangan pesawat tak berawak yang menargetkan kelompok milisi pro Iran itu.
Meski belum ada yang mengaku bertanggung jawab, namun sejumlah pihak mencurigai adanya keterlibatan Amerika Serikat dan Israel dalam serangan itu.
Menanggapi serangan itu, militer Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa mereka tidak berada di balik serangan di Irak.
“Amerika Serikat belum melakukan serangan udara di Irak hari ini. Laporan mengenai pasukan Amerika telah melakukan serangan itu tidak benar," kata Komando Pusat AS (CENTCOM) di platform media sosial X, dikutip Times of Israel.
Sementara, pejabat Israel juga telah membantah keterlibatannya dalam serangan itu.
"Israel tidak memiliki kaitan dengan ledakan di Irak," kata seorang pejabat Israel kepada CNN.
Seperti diketahui, beberapa kelompok milisi Irak telah melancarkan serangan terhadap pasukan AS yang berbasis di Irak dan Suriah, yang menurut mereka sebagai serangan balasan atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perangnya melawan kelompok Hamas di Gaza.
- Gempa Tremor Gunung Dempo Masih Terjadi Hingga Hari Ini
- Mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin Dibebaskan dengan Jaminan Rp6,8 Miliar
- Indonesia Siap Jadi Negara Asing Pertama yang Punya Rudal Khan Buatan Turki