Sepekan Irigasi Tertimbun Longsor, Aktivitas Petani di Semendo Lumpuh

Sepekan lebih, ratusan petani di Desa Segamit Kecamatan SDU benahi saluran irigasi yang longsor, secara swadaya. (Noviansyah/RMOLSumsel.id)
Sepekan lebih, ratusan petani di Desa Segamit Kecamatan SDU benahi saluran irigasi yang longsor, secara swadaya. (Noviansyah/RMOLSumsel.id)

Aktivitas petani yang berada di Desa Segamit Kecamatan Semendo Darat Ulu (SDU), Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan lumpuh total lantaran saluran irigasi  di wilayah itu tertimbun longsor sejak sepekan terakhir.


Ketua Siring Ataran Segamit, Mayor Efendi mengatakan, longsor tersebut telah menimbun empat titik saluran irigasi digunakan untuk mengaliri areal persawahan di tiga desa di Kecamatan SDU.


Bahkan, mereka menyayangkan belum adanya perhatian lebih dari pemerintah maupun dinas terkait mengenai musibah yang menimpa aktivitas pertanian di kecamatan tersebut.

"Siring (irigasi) yang longsor itu kurang lebih sepanjang 34 Meter terjadi di dua titik lokasi, dengan ketinggian delapan meter. Bahkan, tiga hari lalu ada longsor baru, mungkin ini yang disebut sudah jatuh tertimpa tangga, sudah lebih dari sepekan kami gotong royong membenahi saluran irigasi," ungkap Mayor Efendi kepada RMOLSumsel, Senin (18/12).

Dikatakan Mayor, kejadian ini mengakibatkan aktivitas pertanian di tiga desa terganggu, seperti desa Segamit, Siring Agung dan Aremantai. Hal tersebut membuat petani resah lantaran sebentar lagi akan memasuki musim tanam, sementara kondisi irigasi belum juga dibenahi.

“Banyak masyarakat yang istirahat membajak sawah karena harus gotong royong memperbaiki irigasi yang longsor, dirinya menyayangkan lambannya respon pemerintah terkait kejadian ini. Sebelumnya sudah berulang kali mengajukan proposal tapi belum ada realisasinya sampai sekarang,”ujarnya.

Sementara petani lainnya, Kurnadi mengatakan bahwa akibat kejadian ini dirinya harus menunda pekerjaan di sawah. Padahal saat ini ya sedang dalam masa persiapan musim tanam.

Kurnadi menilai, bahwa pemerintah seharusnya lebih peduli pada petani karena saat ini, ada banyak kebutuhan pertanian yang belum terpenuhi, seperti saluran irigasi, jalan usaha tani, alat pertanian dan banyak hal lainnya.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan slogan Sumsel sebagai lumbung pangan, mandiri pangan. Namun,  nasib petani belum juga diperhatikan.

"Kami minta pemerintah cepat tanggap dan lebih memperhatikan lagi, jangan sampai kami bosan dan kehilangan rasa percaya pada kinerja pemerintah di Kabupaten Muara Enim," ujarnya.

Aktivis Gerakan Masyarakat Peduli Semendo Raya, Harmani juga menyayangkan ketidaksiapan pemerintah terkait hal yang menimpa para petani di Semendo.

Seharusnya, OPD terkait atau pihak yang berwenang harus secepatnya mengambil tindakan, setidaknya ada peninjauan dan pastikan hal itu, sehingga tahun depan bisa dilakukan perbaikan atau dibangun secara permanen.

"Jangan seolah-olah tutup mata, nanti jika masyarakat dan petani turun ke jalan malah dinilai subversif,  sebenarnya petani di negeri ini sudah terlalu sering dibuat kecewa," ujarnya.