Semester Pertama, Investasi di Sumsel Tembus Rp24,1 Triliun

Ilustrasi investasi. (Istimewa/net)
Ilustrasi investasi. (Istimewa/net)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sejak Januari hingga Juni 2022, total investasi yang masuk ke Sumsel yakni sebesar Rp24,1 triliun dari target Rp41 triliun.


Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel, Yudha Husni mengatakan berdasarkan data, capaian tersebut sudah melebihi untuk semester satu yakni mencapai 58,76 persen. Meskipun begitu, pihaknya masih terus mengembangkan investasi secara komprehensif untuk peningkatan tahun ini dan berikutnya.

"Peningkatan ini dikarenakan kemudahan perizinan yang diberikan pemerintah dan besarnya SDA. Belum lagi bakal dibangunnya Pelabuhan Tanjung Carat," katanya, Sabtu (20/8.

Dia menjelaskan, capaian tersebut lebih baik dibandingkan thaun 2021 yang hanya tercapai Rp16,86 triliun untuk semester pertama. Di tahun ini, dia menerangkan PMDN berkontribusi lebih tinggi terhadap investasi Sumsel dibandingkan Penanaman Modal Asing (PMA).

Tercatat, PMDN di semester pertama yakni sebesar Rp13,96 triliun. Sedangkan, PMA hanya Rp10,14 triliun. Sedangkan tahun lalu, PMDN hanya tembus Rp6,27 triliun sedangkan PMA Rp10,59 triliun.

"Dari capaian tersebut, terlihat pertumbuhan investasi dari tahun 2021 dan 2022 yakni tumbuh mencapai 42,94 persen," terangnya.

Investasi yang masuk ke Sumsel ini disumbang dari Hongkong, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencapai Rp4,83 triliun atau 47,68 persen. Kemudian, disusul Singapura yang mencapai Rp2,19 triliun atau sebesar 21,62 persen. 

Lalu Tiongkok Rp1,62 triliun atau sebesar 15,99 persen. Belanda Rp790 miliar atau 7,8 persen dan Jepang sebesar Rp700 miliar atau sebesar 6,91 persen.

"Tumbuhnya investasi ini disebabkan memang Sumsel wilayah yang zero konflik yang tetap terjaga," ujarnya.