Harga saham Tesla naik hampir 4 persen pada Jumat (6/6/2025) waktu AS, menyusul sinyal dari CEO Elon Musk yang membuka peluang meredakan ketegangan dengan Presiden AS Donald Trump.
Kenaikan ini terjadi sehari setelah saham Tesla anjlok tajam, menyebabkan kerugian kapitalisasi pasar sekitar USD 152 miliar.
- Investor Asing Ramai-ramai Tarik Modal Rp1,78 Triliun dari RI, Terbanyak di Saham
- Harga Naik Tak Wajar, Dua Saham Ini Berada dalam Pantauan BEI
- Bursa Efek Indonesia Pantau Pergerakan Tiga Saham Ini
Baca Juga
Hubungan antara Musk dan Trump memburuk setelah bos Tesla dan SpaceX itu secara terbuka mengkritik sejumlah kebijakan presiden, termasuk rencana penghapusan insentif pajak kendaraan listrik senilai USD 7.500 pada akhir 2025.
Musk menilai kebijakan tersebut merugikan masa depan industri kendaraan ramah lingkungan.
Namun, pada Kamis malam, Musk melalui akun media sosial X memberi sinyal terbuka untuk berdamai, merespons komentar seorang pengguna yang menyarankan agar ia memperbaiki hubungannya dengan Trump.
Trump menanggapi pernyataan itu dengan dingin. Dalam wawancara dengan CNN, ia menyatakan, “Saya nggak mau mikirin Elon,” dan menyebut Musk sebagai “orang yang punya masalah.”
Ketegangan ini memicu kekhawatiran investor, karena proyek-proyek besar Musk seperti robotaxi Tesla bergantung pada persetujuan pemerintah. Jika hubungan dengan Gedung Putih memburuk, proses perizinan bisa semakin sulit.
“Hubungan mereka mungkin tidak akan kembali seperti dulu. Tapi jika ketegangan bisa mereda, itu akan jadi kabar baik bagi Tesla,” ujar Matthew Britzman, analis saham Hargreaves Lansdown.
Saham Tesla telah turun 26,9 persen sepanjang 2025, dengan penurunan tajam 14 persen terjadi pada Kamis lalu. Meski begitu, valuasi saham Tesla masih tergolong mahal, dengan rasio harga terhadap laba mencapai 120 kali – jauh di atas rata-rata industri otomotif maupun teknologi seperti Nvidia.
Sejak tahun lalu, saham Tesla sempat menguat ketika Musk menyatakan dukungannya terhadap pencalonan Trump.
Investor berharap dukungan itu dapat meringankan tekanan regulasi, terutama terkait pengembangan robotaxi. Namun, harapan tersebut pupus seiring melemahnya penjualan dan citra merek yang terganggu oleh manuver politik Musk.
- Trafik Data XL Axiata Naik 21 Persen Saat Libur Lebaran, Dominasi Akses Streaming dan Media Sosial
- Prabowo Kirim Surat ke Trump, Rencana Bahas Tarif Dagang dalam Pertemuan Bilateral
- Trump Cabut Dukungan, JETP untuk Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan Terancam