Pihak Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang menyatakan, informasi yang marak beredar di WhatsApp mengenai TANGGAL INKUBASI TELAH TIBA..tiba dan seterusnya adalah berita bohong alias hoax.
- Dinkes Sumsel Siapkan Tiga Jenis Vaksin Covid-19 untuk Anak 6 Hingga 11 Tahun
- Capaian Vaksinasi Booster di Sumsel Masih Minim
- Ini Manfaat Telur Asin untuk Kesehatan
Baca Juga
Dalam pesan yang marak beredar tersebut tertulis: Baru saja mendapat info ini: (Sumber dari dokter. Yeni Yunus, Sp.PD. RSMH Palembang
Mulai besok, jangan keluar rumah mencari makanan atau untuk apa pun, karena hal yang terburuk dimulai, tanggal inkubasi telah tiba dan banyak yg terinfeksi positif akan menunjukkan gejalanya dan banyak orang bisa tertular, jadi sangat penting untuk tetap di rumah dan tidak berhubungan dengan tidak bertemu orang lain, sangat berhati-hati adalah sangat penting.
Dari 23 Maret hingga 3 April kita harus menjaga diri kita sendiri, karena kita akan berada di puncak penyebaran virus dalam dua minggu, biasanya dalam dua minggu itu semua yang terinfeksi akan muncul kemudian ada dua minggu tenang dan kemudian dua minggu lagi mulai berkurang
- Apa yang terjadi di Italia adalah bahwa siklus ini diabaikan pada musim penularan dan itulah mengapa semua kasus bercampur menjadi satu *.
*Dan akhirnya, jangan menerima kunjungan dari siapa pun, bahkan dari keluarga yang sama. Ini semua untuk kebaikan semua. *
KITA AKAN BERADA DI TINGKAT INFEKSI MAKSIMUM.
JANGAN ABAIKAN PESAN INI, BAGIKAN KE SEMUA KONTAK ANDA
Humas RSMH Palembang Akhmad Suhaimi memastikan informasi tersebut adalah hoax.
"Kami menyatakan bahwa berita tersebut tidak benar (Hoax) tidak ada nama dr. Yeni Yunus, SpPD di RSMH dan peryataan di atas bukan pernyataan resmi dari Manajemen RSMH Palembang," katanya, Sabtu (28/3/2020).
Pihaknya menyarankan kepada masyarakat jangan mudah percaya begitu saja atau terpancing saat membaca sebuah berita yang beredar di media sosial.
"Cek dan ricek lagi kebenarannya. Pilah-pilah dan telaah isi beritanya sebelum menyebarkannya ulang. Jangan share artikel, foto, ataupun pesan berantai tanpa membaca sepenuhnya dan yakin akan kebenarannya. Karena membagikan artikel, foto, ataupun pesan berantai akan mempercepat berkembangnya berita hoax," ujarnya.
Menurut dia, banyak berita-berita hoax yang beredar biasanya cenderung bernada provokatif atau kontroversial, tujuannya memang untuk menggiring pandangan bahkan memancing emosi pembacanya.
"Demikianlah. Tangapan kami,. Atas kerjasama diucapkan terima kasih," tukas Suhaimi.[ida]
- Ahli Epidemiologi Unsri: Animo Vaksinasi Tinggi Harus Diiringi Ketersediaan Vaksin
- Kemenkes Patok Tarif PCR Maksimal Rp525 Ribu
- PTBA Serahkan Bantuan Penanganan Covid-19 ke Tiga Puskesmas di Muara Enim