Masih segar dalam ingatan publik, Indonesia Police Watch (IPW) dua pekan lalu menyebutkan bahwa 11-18 menteri di Kabinet Indonesia Maju akan direshuffle. Namun hingga hari ini, info tersebut tak kunjung jadi kenyataan.
- Golkar Jatim Akan Kunjungi DPW Nasdem
- DPT Pemilu 2024 Bermasalah, Waspada Kecurangan Surat Suara Dicoblos Pemilih Siluman
- PBB Usung Yusril Jadi Cawapres Luar Pulau Jawa
Baca Juga
Terkait masalah itu, IPW melontarkan isu baru di mana disebutkan bahwa peran Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam pemerintahan ternyata sangat minim. Ia tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan maupun reshuffle kabinet.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyebut, informasi itu didapat IPW pada saat tim sukes maupun pendukung Ma'ruf Amin melakukan pertemuan pada 20 Agustus 2020 bertepatan dengan hari libur 1 Muharam di Istana Wakil Presiden.
“Bahkan fungsinya sebagai Tim Penilai Akhir (TPA) untuk posisi pejabat negara diabaikan,” ungkap Neta dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (27/8/2020).
Wacana kocok ulang alias reshuffle kabinet yang mengemuka namun hingga saat ini belum terealisasi, kata Neta, reshuffle belum dilakukan disebabkan protes dari kubu Ma'ruf Amin.
Karena sebelumnya, kata Neta, sejumlah calon menteri yang akan ikutan dalam reshuffle sudah dipanggil Jokowi. Tidak dilibatkannya Maruf Amin dalam proses rencana reshuffle ini membuat para pendukungnya melakukan protes.
“IPW berharap memanasnya suhu politik di tingkat elit kekuasaan ini harus cepat disikapi Presiden Jokowi, agar tidak berdampak ke akar rumput yang bisa menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan, terutama menjelang Pilkada serentak Desember mendatang,” demikian Neta.[ida]
- Desak Presiden Tak Memihak, Koalisi Dosen Unmul: Stop Langkah Politik Untuk Kepentingan Dinasti
- Kenyang Pengalaman, Bahlil Layak Pimpin Golkar
- Fenomena Munculnya Pemimpin Perempuan di Sumsel