Fenomena Munculnya Pemimpin Perempuan di Sumsel

Sejumlah tokoh perempuan di Sumsel yang sudah menyatakan diri maju pada Pilkada Serentak 2024 mendatang. (kolase/rmolsumsel.id)
Sejumlah tokoh perempuan di Sumsel yang sudah menyatakan diri maju pada Pilkada Serentak 2024 mendatang. (kolase/rmolsumsel.id)

Sejumlah politisi perempuan di Sumsel terus bermunculan menyatakan diri maju pada Pilkada Serentak di Sumsel November mendatang. 


Mulai di tingkatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel, ada nama politisi Demokrat, Holda serta politisi PDI Perjuangan, Meli Mustika. Sementara di tingkatan Kabupaten/kota, ada nama politisi Demokrat, Sumarni yang maju pada Pilkada di Muara Enim. 

Sumarni sendiri merupakan istri mantan Bupati Muara Enim periode 2018-2019, Ahmad Yani. Lalu, ada juga politisi Demokrat Muara Enim, Lia Anggraini. Ada juga sosok Shinta Paramitha Sari, istri mantan Bupati Muara Enim Muzakir Sai Sohar. 

Kemudian dari kalangan birokrat,ada nama Lidyawati yang menjabat Staf Ahli di Sekretariat Pemkab Lahat. Dia juga merupakan istri mantan bupati Lahat, Cik Ujang. Pj Sekda Empat Lawang yang juga istri mantan Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad, Heppy Safriani dikabarkan maju pada Pilkada di Pagar Alam. 

Ada juga nama Lucianty Pahri yang bakal mencalonkan diri di Pilkada Musi Banyuasin. 

Selanjutnya di Kota Palembang, ada nama Fitrianti Agustinda yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palembang periode 2018-2023. Selain itu, ada juga pengusaha cantik asal Palembang, Nandriani Octarina yang meramaikan bursa Calon Wali Kota Palembang. 

Kemunculan tokoh perempuan yang maju pada Pilkada Serentak ini tentunya menjadi angin segar dalam iklim demokrasi Sumsel yang masyarakatnya cenderung patriarki. Hanya saja, kemunculan mereka harus dibekali dengan kualitas serta kemampuan yang mumpuni dalam memimpin. 

Tokoh perempuan Sumsel, Nunik Handayani mendukung perempuan untuk maju pada Pilkada Serentak 2024 mendatang. "Terpenting perempuan itu berkualitas orangnya, memiliki kepedulian besar terhadap persoalan perempuan," katanya, Rabu (8/5).

Kehadiran perempuan tentunya memberikan warna baru dalam peta perpolitikan di Sumsel di tengah dominasi laki-laki. Tinggal lagi seperti apa visi dan misi yang diusung mereka untuk memakmurkan perempuan di wilayahnya.

"Seperti bagaimana akses perempuan di pemerintahan dan mempermudan bagi kaum perempuan mendapatkan akses pelayanan. Selama ini kan belum ke arah tersebut dan tidak dipedulikan," kata Ketua Lembaga Fitra Sumsel ini.

Terpenting dari semua itu, sosok perempuan yang nantinya memimpin harus berani perang terhadap korupsi. Transparansi anggaran menjadi kunci bagi mereka untuk memenangkan hati rakyat. 

"Komitmen mereka untuk perang terhadap korupsi itu yang paling penting," bebernya. 

Terpisah, Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsri, Ferdiansyah Rivai mengatakan, kandidat perempuan dihadapkan dengan realita politik yang ada saat ini. Seperti lobi politik untuk menggaet partai pendukung, kemudian cost politik yang besar. 

"Tinggal bagaimana kandidat perempuan yang ada saat ini melakukan pemetaan politik secara benar dan terperinci. Sehingga hasil yang didapat juga baik," ucapnya.

Selain itu, visi dan misi yang mereka usung juga harus mengedepankan kepentingan kaum perempuan. "Mereka paling tidak harus menggaet terlebih dahulu suara dari perempuan di Sumsel. Sehingga, harus lebih berani dalam mengusung kepentingan perempuan," tandasnya.