Wacana reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo di periode kedua kali ini diharap dapat memberikan konsentrasi yang lebih untuk jalannya roda kinerja pemerintahan ketimbang hal-hal yang berbau citra diri.
- Terkena Dampak Langsung, Presiden Sierra Leone Harap Perang Rusia-Ukraina Segera Berakhir
- Tragedi Kapal Tenggelam di Bangladesh, Korban Meninggal Bertambah Menjadi 61 Orang
- Pengungsian Semeru Dijadikan Lokasi Syuting, Politisi Demokrat: Enggak Ada Akhlak!
Baca Juga
Demikian disampaikan pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/7).
"Dalam merekrut pembantunya, kalau palang pintu reshuffle dibuka, sudah saatnya pemerintahan Jokowi periode kedua ini lebih fokus pada kinerja ketimbang citra," ujar ucap dia.
Harapan Pangi tersebut adalah karena melihat kecenderungan pemerintahan Jokowi yang seolah ingin terlihat meninggalkan legacy, atau warisan yang dapat dikenang dan menjadi sejarah dikemudian hari, yang akhirnya mengutamakan citra ketimbang kinerja.
Oleh karena itu, dia meminta kepada Presiden Jokowi untuk tidak sembarang mencomot calon menteri untuk menduduki pos-pos strategis, khususnya yang bersentuhan langsung dampaknya kepada masyarakat.
"Jauh lebih penting Jokowi memilih tidak hanya soal sebatas memenuhi representasi partai, ormas, profesional, tim sukses dan relawan, namun benar-benar mewujudkan kabinet ahli, menteri ahli di bidangnya," ungkap Direktur Eksekutif Voxpol Centre ini.
"Kalau tidak, tunggu saja kehancuran," demikian Pangi Syarwi Chaniago menambahkan.
- Dirikan 3 TPA dan Wakafkan Tanah untuk Ponpes, Anggota Satlantas Polres Lampura Ini Patut Dicontoh
- Sejarah 3 Jenderal Besar di Indonesia
- Selamatkan Populasi Badak Putih Afrika, Ilmuwan Ciptakan Lima Embrio Baru