Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri di Sumsel Diatas Angka 40%

Suasana sosialisasi program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN)  bagi pelaku usaha Industri Kecil dan Menengah di Kota Palembang yang di gelar PT. Sucofindo Cabang Palembang bersama pemprov Sumsel melalui Dinas Perindustrian  di Bina Praja, Kamis (11/7) .(Dudy Oskandar/RMOLSumsel.id)
Suasana sosialisasi program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) bagi pelaku usaha Industri Kecil dan Menengah di Kota Palembang yang di gelar PT. Sucofindo Cabang Palembang bersama pemprov Sumsel melalui Dinas Perindustrian di Bina Praja, Kamis (11/7) .(Dudy Oskandar/RMOLSumsel.id)

Kepala Dinas Perindustrian Sumsel, Neng Muhaibah, mengajak para pelaku usaha untuk mensosialisasikan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan memfasilitasi 70 Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk mendapatkan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) gratis.


Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing para pelaku usaha di Sumsel sekaligus meningkatkan penyerapan produk dalam negeri di wilayah tersebut. 

“Kita mensosialisasikan bahwa pemerintah pusat maupun Sumsel, mewajibkan 40% dari total alokasi belanja negara dan belanja daerah itu dibelanjakan untuk produk dalam negeri,” ujar Neng Muhaibah dalam acara sosialisasi P3DN dan sertifikasi TKDN bagi pelaku usaha IKM di Kota Palembang, Kamis (11/7).

Neng Muhaibah menuturkan, para IKM nantinya akan melalui proses seleksi dan memenuhi berbagai persyaratan agar layak mendapatkan fasilitas sertifikasi TKDN gratis. 

Ia berharap para pelaku IKM dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas produk serta memahami TKDN yang menjadi kebijakan pemerintah untuk memberdayakan industri lokal dan Tanah Air.

“Jangan sungkan untuk mengurus berbagai komponen seperti NPWP, bergabung ke e-Katalog, dan terus berkoordinasi untuk melengkapi persyaratan sehingga bisa ikut ke TKDN,” tambahnya.

Saat ini, menurut Neng, realisasi belanja produk dalam negeri di Sumsel sudah cukup baik, yakni di atas angka 40%. Ia menambahkan, penerapan TKDN dapat menciptakan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan industri lokal, meningkatkan kemandirian ekonomi negara, serta memberikan nilai tambah bagi para pelaku usaha. 

“Dengan tingginya tingkat TKDN maka mendorong kemandirian ekonomi,” katanya.

Lebih lanjut, Neng menjelaskan bahwa pihaknya juga memberikan pelatihan agar IKM dapat naik kelas. 

“Kita dorong agar produk mereka memiliki kualitas yang lebih baik, kemasan yang lebih bagus dan menarik, serta kemampuan memasarkan produk mereka sehingga dikenal luas dan meningkatkan penjualan,” jelasnya.

Project Manager TKDN PT Sucofindo Cabang Palembang, Didi Purwanto, menambahkan bahwa kegiatan ini digelar karena pemerintah menargetkan adanya 2 juta produk yang tersertifikasi TKDN, sementara saat ini baru 60 ribu produk yang telah tersertifikasi. 

“Perlu dorongan dari seluruh daerah kepada seluruh binaan agar bersertifikat TKDN,” katanya.

Didi menjelaskan bahwa kementerian dan lembaga, BUMN/BUMD ditargetkan menggunakan produk dalam negeri dengan capaian 95%. 

“Kami selaku lembaga verifikator juga mensosialisasikan cara mendapatkan sertifikat TKDN dan cara menghitungnya. Bagaimana industri di Sumsel ini bisa naik kelas dan mendapatkan nilai TKDN yang sesuai,” katanya.

Didi juga menambahkan bahwa tidak ada target sertifikat tertentu, namun pihaknya akan terus mendorong agar semakin banyak pelaku usaha yang tersertifikasi TKDN. “Target kami sekitar 500 sertifikat TKDN,” katanya.