Punya Register 001 di PGI, Lapangan Golf Kenten Jadi Cagar Budaya, Gubernur: Tak Boleh Dikomersilkan

Gubernur Sumsel Herman Deru didampingi Ketua Palembang Golf Club (PGC) Syahrial Oesman menarik penutup nama gedung Golf Club House Palembang Golf Club (PGC) Kenten Golf Course yang selesai direnovasi dan diresmikan pada Minggu (14/11).(Humas Provinsi Sumsel/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel Herman Deru didampingi Ketua Palembang Golf Club (PGC) Syahrial Oesman menarik penutup nama gedung Golf Club House Palembang Golf Club (PGC) Kenten Golf Course yang selesai direnovasi dan diresmikan pada Minggu (14/11).(Humas Provinsi Sumsel/rmolsumsel.id)

Pemprov Sumatera Selatan masih memproses lapangan golf Kenten, Palembang menjadi cagar budaya. Apapun konsekuensinya, lapangan golf bersejarah ini harus dipertahankan.


Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, Kenten Golf Course yang berada di lahan seluas 72 hektare ini tercatat sebagai lapangan golf pertama yang terdaftar dan diakui Persatuan Golf Indonesia (PGI).

“Lapangan golf ini registernya di PGI itu 001. Jadi lapangan golf pertama yang terdaftar seluas 72 hektare pada saat itu. Nah ini karena kita rasakan sudah berusia lebih dari 50 tahun, kita akan pertahankan ini menjadi cagar budaya dan tidak boleh dikomersilkan apalagi dibangun mal, tidak ada itu,” tegas Deru saat meresmikan gedung baru hasil renovasi Golf Club House Palembang Golf Club (PGC) di Kenten Golf Course, Minggu (14/11).

Menurut Deru, gedung yang direnovasi ini sebagai sarana untuk melahirkan atlet golf yang andal untuk mengharumkan Sumsel di tingkat nasional maupun dunia.

“Hari ini kita meresmikan renovasi untuk melanjutkan cita-cita dari bapak Ibnu Soetowo dulu, bahwa gedung ini dibangun untuk memfasilitasi para golfer. Perlu dicatat juga bahwa ini monumen nasional yang dimiliki oleh Provinsi Sumsel,” ujarnya.

Deru juga mengucapkan terima kasih kepada para pegolf dan sponsor yang telah berpartisipasi dalam mengembangkan olahraga golf di Sumsel.

“Ekslusifnya bukan di harga alat golf, tapi ekslusifnya di prestasi. Jangan ada jurang pemisah dengan masyarakat. Kita akan cari bibit sebenarnya lebih daripada pengenalan agar anak-anak generasi penerus kenal dengan golf. Tidak semua orang berani masuk ke sini, stigmanya mahal. Karena itu saya percayakan PGC mengelola situasi itu,” tutur Deru.