ProKlim OKU Timur Butuh Peran SDM yang Sadar Lingkungan

Wakil Bupati OKU Timur, HM Adi Nugraha Purna Yudha kegiatan sosialisasi Program Kampung Iklim (ProKlim) Tahun 2024.(Handout)
Wakil Bupati OKU Timur, HM Adi Nugraha Purna Yudha kegiatan sosialisasi Program Kampung Iklim (ProKlim) Tahun 2024.(Handout)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Timur, menggelar kegiatan sosialisasi Program Kampung Iklim (ProKlim) Tahun 2024.


Sosialisasi ini dilakukan untuk memenuhi syarat dalam penilaian penghargaan piala Adipura yakni syarat aplikasi IPSN dan terbentuknya Kampung Iklim.

Sosialisasi ini menghadirkan narasumber penyuluh dari Kementerian LHK untuk Wilayah Sumatera, Dwi Setyo Hatmojo dan Hoirul Bakhri, pengamat sekaligus pecinta lingkungan hidup serta diikuti oleh sekitar 70 orang peserta.

Dalam laporannya, Kepala DLH OKU Timur Feri Hadiansyah menjelaskan, bahwa sosialisasi tersebut dilatarbelakangi oleh adanya syarat dalam penilaian penghargaan piala Adipura bahwa harus terpenuhinya syarat aplikasi IPSN dan terbentuknya Kampung Iklim.

"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan wawasan, ilmu dan teknis-teknis tentang Program Kampung Iklim atau ProKlim. Pemenuhan ProKlim ini sendiri minimal 30% dari jumlah desa yang ada. Artinya, dari 305 Desa di OKU Timur, minimal sekitar 83 Desa yang harus memenuhi ProKlim,” jelasnya, Kamis (22/2).

Sementara itu, Wakil Bupati OKU Timur, HM Adi Nugraha Purna Yudha mengatakan pentingnya program kampung iklim di Kabupaten OKU Timur dikarenakan mayoritas pencaharian masyarakat adalah petani dan berkebun yang secara tidak langsung akan bergantung dengan iklim, baik kemarau maupun penghujan.

"Sebelum kita membahas lebih jauh terkait ProKlim ini, kita harus koreksi terlebih dahulu kesadaran kita terhadap cinta lingkungan. Kita harus mulai dari elemen terkecil yaitu mulai dari diri kita sendiri, kemudian keluarga, baru kelompok seperti dalam kegiatan kita pada hari ini. Minimal kita paham larangan dan aturan dalam menjaga lingkungan hidup,” tegas Wabup Yudha.

Wabup juga mengharapkan Program Kampung Iklim yang saat ini dikenal sebagai Program Komunitas Sadar Iklim dapat berjalan dengan berkelanjutan, tidak mengambang, sehingga yang terpenting adalah peran signifikan pada SDM. Sebab, menurutnya tanpa SDM yang menggerakkan maka ProKlim tidak dapat berjalan.

"Kita ketahui di penghujung tahun 2023 kita menghadapi fenomena El-Nino bukan hanya di Indonesia namun juga Dunia. Dampak El-Nino pun begitu luar biasa terutama pada sektor pertanian. Maka dengan adanya ProKlim ini diharapkan kita bisa mempersiapkan diri dan mengatasi perubahan iklim ekstrim jika suatu saat terjadi lagi,”  ungkapnya.