Pandemi Bikin Omset Melorot, Toko Pakaian Bekas Ini Tutup Seluruh Cabang

Toko pakaian bekas BJ Habibi di Kota Palembang. (yuni rahmawati/rmolsumsel.id)
Toko pakaian bekas BJ Habibi di Kota Palembang. (yuni rahmawati/rmolsumsel.id)

Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia sangat berdampak terhadap perekonomian. Salah satunya dirasakan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah di Kota Palembang yang saat ini harus memutar strategi guna bertahan di situasi ekonomi yang hingga kini belum pasti. 


Erni, pedagang pakaian bekas contohnya, wanita yang memiliki toko bernama BJ Habibi ini harus menutup sejumlah cabang karena omset yang dihasilkan menurun drastis sepanjang pandemi COVID-19 terjadi. 

"Sekarang omset nya hanya Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per hari. Itu sangat jauh dari hari-hari normal," ujar Erni saat dibincangi, Selasa (12/10)

Sebelum pandemi terjadi, Erni menuturkan, usahanya dakat meraup pendapatan hingga Rp 5 juta per hari. Karena tren Thrifting yang merupakan tindakan membeli barang bekas layak pakai masih di gabdrungi masyarakat. 

"Tren itu memang tidak berubah, Namanya barang dari luar kan, orang-orang jadi takut untuk datang karena takut penularan Covid -19. Jadi, toko sepi dan pendapatan juga turun drastis. Makanya kami memutuskan untuk menutup semua cabang toko," keluhnya.

Meskipun begitu, Erni juga menuturkan apa yang terjadi pada usahanya bukanlah akhir dari segalanya. Ia tetap mencari usaha yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Rezeki sudah ada yang atur. Mungkin ini sangat berpengaruh di usaha kami sehingga menetap di Toko ini dan menutup semua cabang. Tapi semua orang juga sudah tahu kualitas BJ ini gimana. Daripada orang beli baru mending beli BJ aja dengan kualitas yang sama," katanya.

Selama Pandemi berlangsung dan tokonya sepi, Ia tetap mencari usaha yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Erni memilih untuk berjualan kayu jati di desa tempatnya berasal secara online. "Selain jual BJ, juga punya usaha jati. Jadi, dijual ke Musi Banyuasin. Inilah yang bisa memenuhi kebutuhan selama Pandemi," ucap dia. 

"Untuk sekarang, kita Alhamdulillah-nya sudah stabil ya keadaannya. Untuk omset BJ juga sudah tidak seperti kemarin. Kita setiap weekend bisa dapet dua juta dalam sehari tapi merelakan cabang-cabang tutup," tungkasnya.

Salah satu penggemar Thrifting, Siti Srijaya mengatakan memang agak takut ketika berbelanja baju-baju Thrift.

"Sebenarnya agak takut untuk berbelanja baju thrift atau biasa kita sebut baju BJ, karena ini kondisinya pandemi. Takut kalau nanti ada virus yang nempel di baju, karena inikan bajunya bukan dari sini aja," katanya.

Namun, Siti sebagai penggemar baju Thrift memang lebih memilih baju second seperti ini dibandingkan baju baru. "Karena dari segi kualitas sama saja. Bahkan jika memang beruntung kita bisa dapat baju yang branded sih," tutupnya.