Progres Masih 26,4 Persen, Proyek Bendungan Tiga Dihaji Terkendala Ini

Kepala BBWSS Wilayah VIII Palembang, Maryadi. (eko prasetyo/rmolsumsel.id)
Kepala BBWSS Wilayah VIII Palembang, Maryadi. (eko prasetyo/rmolsumsel.id)

Realisasi proyek pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di OKU Selatan hingga, Selasa (12/10), masih menyentuh angkat 26,4 persen. Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) Wilayah VIII Palembang menemui sejumlah kendala untuk mempercepat pelaksanaan proyek strategis nasional (PSN) tersebut.


Kepala BBWSS Wilayah VIII Palembang, Maryadi mengatakan, pihaknya saat ini masih mengerjakan terowongan penghubung, galian spillway serta jembatan penghubung sandaran kiri dan kanan.

“Kami juga tengah memperbaiki jalan akses menuju lokasi proyek. Sebab, jalan ini masih menggunakan jalan umum. Sehingga, kenyamanan warga yang menggunakan jalan juga harus diperhatikan,” ujar Maryadi saat dibincangi, Rabu (13/10).

Ia menuturkan, sejauh ini pengerjaan proyek belum menemui kendala berarti. Hanya saja, untuk akses pengangkutan material maupun peralatan cukup terhambat. Sebab, jalan akses kondisinya sangat ramai dengan aktivitas warga.

“Disana ada pasar. Jadi yah kalau jam-jam sibuk memang sering macet,” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya saat ini tengah mengajukan pembangunan jalan akses baru sepanjang 9,8 kilometer menuju lokasi. Jalan baru tersebut sebagian besar menggunakan lahan hutan lindung. Sehingga, pihaknya harus mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menggunakan lahan tersebut.

“Kami juga sedang melakukan pembebasan lahan yang menjadi milik warga,” bebernya.

Ditargetkan, proses pembebasan lahan bisa selesai Mei 2022 mendatang. Termasuk juga beberapa lahan yang digunakan untuk konstruksi proyek. “Sebagian besar lahan proyek juga masih ada yang belum dibebaskan. Targetnya seluruh lahan sudah bebas di Mei 2022 mendatang,” ucapnya.

Selain akses jalan dan pembebasan lahan, Maryadi menerangkan, pihaknya harus melakukan review desain. Pasalnya, saat melakukan kegiatan penggalian, dasar tanah bendungan merupakan tanah lunak. “Jadi kami harus menyesuaikan konstruksinya dengan kondisi tanah yang ada,” bebernya.

Meski menemui sejumlah kendala, progress pembangunan bendungan pertama di Sumsel tersebut tetap sesuai dengan jadwal pelaksanaan. Hingga akhir tahun, ditargetkan progress pembangunan bendungan bisa mencapai 29 persen.

“Progresnya tidak minus lagi. Seluruhnya tetap sesuai schedule,” pungkasnya.