Presiden Pidato tentang Kejayaan Negara, Rakyat Marah

Seperti biasanya, dalam setiap pidato Donald Trump biasa menyindir. Begitu juga saat ia menyampaikan pidato pada Peringatan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat, 4 Juli 2020. Tak pelak lagi, pidato itu memicu kemarahan masyarakat yang memang masih meradang.


Pada Sabtu (4/7), ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi bakar bendera AS di dekat Gedung Putih. Mereka juga meneriakan slogan-slogan.

"Satu, dua, tiga, empat, perbudakan, genosida, dan perang. Lima, enam, tujuh, delapan, Amerika tidak pernah hebat," teriak mereka seperti dikutip Sputnik. NBC4 Washington melaporkan, ratusan pengunjuk rasa berbaris dari Black Lives Matter Plaza ke National Mall.
Pasukan polisi anti huru hara juga tampak berjejer di National Mall. Menurut NBC, pengunjuk rasa yang berusaha untuk membakar bendera AS berasal dari Partai Komunis Revolusi.

Mereka membakar satu bendera besar di luar Lafayette Square. Aksi tersebut merupakan tanggapan dari pidato Trump. Ia mengatakan AS tengah berupaya untuk mengalahkan kaum radikal kiri, kaum marxis, kaum anarkis, para agitator, hingga para penjarah.

Trump mengatakan, AS akan mempertahankan dan melestarikan cara hidup orang Amerika, yang dimulai pada 1492 ketika Christopher Columbus menemukan Amerika.

"Kami tidak akan pernah membiarkan gerombolan yang marah merobohkan patung kami, menghapus sejarah kami, mengindoktrinasi anak-anak kami atau menginjak-injak kebebasan kami," terang Trump.

Trump sendiri merujuk pada para pengunjuk rasa anti-rasisme yang berubah menjadi anarkis karena marah dengan kematian warga kulit hitam, George Floyd pada 25 Mei di tangan petugas polisi kulit putih.

Seiring dengan itu, kerumunan pengunjuk rasa menjatuhkan patung Christopher Columbus dan melemparkannya ke Pelabuhan Inner Baltimore pada malam Hari Kemerdekaan.[ida]