Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlaku di Sumatera Selatan (Sumsel) membuat perekonomian wilayah tersebut diprediksi bakal melambat. Pasalnya, sejumlah sektor ekonomi khususnya kegiatan perdagangan tidak berjalan baik lantaran adanya pembatasan.
- Aturan Ganja Itu Sejak Zaman SBY, Kok Ributnya Sekarang..
- Cara Unik BEI Rayakan HUT, Kelola Sampah hingga Donasi Kesehatan
- Banjir Peminat, PLN Perpanjang Pendaftaran PJA 2024 Sampai 14 November
Baca Juga
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Hari Widodo mengatakan, pertumbuhan Ekonomi di Sumsel pada kuartal 3 2021 diprediksi akan mengalami perlambatan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hanya saja, angka pertumbuhan ekonomi tetap akan berjalan positif.
“Ekonomi kita sangat tergantung dengan angka Covid-19. Kalau ada penurunan, maka ekonomi bisa kembali bergerak," ungkap Hari Widodo, Kamis (22/7).
Ia mengatakan, pemulihan ekonomi di tengah kasus Covid-19 yang tinggi sulit untuk direalisasikan. Sebab, nantinya akan berdampak terhadap penyebaran Covid-19 lebih luas lagi. Sebelumnya pada kuartal 1 pertumbuhan ekonomi Sumsel sempat terjadi kontraksi 0,41 persen. Kondisi tersebut perlahan membaik, pada kuartal dua atau sebelum diberlakukan PPKM dimana ekonomi tumbuh dari 0-1 persen.
“Beberapa sektor mengalami perbaikan positif sehingga mendukung ekonomi Sumsel yakni, pertambangan dan perkebunan,” ungkapnya.
Menurutnya, sektor pertambangan dan perkebunan di kuartal dua banyak menerima permintaan ekspor. Inilah yang membuat ekonomi Sumsel tetap bertahan walaupun sektor lainnya mengalami konstraksi. “Komoditas mengalami perbaikan harga di pasar global dan permintaan juga membaik,” ucapnya.
Di tengah prediksi kuartal 3 ekonomi mengalami perlambatan, kabar baik inflasi akan relatif terkendali. Sebab, lanjut Hari, pemerintah masih menjadikan logistik pangan sebagai prioritas di tengah pengetatan PPKM. Pemberian bantuan sosial (Bansos) juga dianggap mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di tengah pembatasan kegiatan masyarakat, yang berimplikasi terhadap menurunnya konsumsi rumah tangga.
"Akselarasi bansos berguna untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan daya beli,” pungkasnya.
- KCJB Resmi Beroperasi, Luhut Optimis Genjot Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Pemerintah Diingatkan Tak Terlena Pujian IMF Soal Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen
- Pertumbuhan Ekonomi Global Diproyeksi Mengalami Pelemahan