Pilihan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bergabung ke Partai Golkar dinilai sebagai sikap politik yang tepat jelang Pemilu 2024.
- Rawan Bocor, Jaksa Agung Diminta Ikut Pelototi Penyaluran BBM Subsidi Pertamina
- Jelang Pemilu 2024, Wacana Pergantian Kepala BIN Jelas Bermuatan Politis
- Tujuh Kali Kejadian Kecelakaan Sejak Dioperasikan, DPRD Sumsel Minta Pengelola Tol Indraprabu Berbenah
Baca Juga
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, menjadi salah satu pihak yang menganggap manuver Ridwan Kamil bergabung ke Golkar beririsan dengan kebingungan bakal calon kontestan Pilpres lainnya.
"Ini (gabung Golkar) pilihan rasional Ridwan Kamil, karena di tengah tokoh-tokoh lain yang punya elektabilitas hari ini luntang lantung, taruhlah Anies Baswedan dan Ganjar," ujar Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (23/1).
Bagi Ali, dengan gabung ke Golkar, posisi Ridwan Kamil menjadi di atas Anies Baswedan. Karena meskipun sudah diusung menjadi calon presiden (capres) oleh Partai Nasdem, Anies bukanlah kader partai. Maupun Ganjar Pranowo yang kini disinyalir tidak bisa maju capres dari PDIP.
"Itu kan jadi pelajaran penting bagi Ridwan Kamil, bagaimana perjuangan politik ke depan," tuturnya.
"Karena kalau dia targetnya adalah ingin mengabdi lebih luas lagi, mau tidak mau instrumennya adalah melalui partai politik. Maju pilkada melalui partai, maju presiden atau wakil presiden juga melalui partai," tandas Ali.
- 842 Imigran Rohingya Mendarat di Aceh, Pemerintah seperti Lepas Tangan
- Akademisi: Anggota Badan Adhoc KPU Harus Punya Daya Tahan Fisik dan Integritas
- Masih Usulkan Penundaan Pemilu, Cak Imin Nunggu Dipanggil Megawati