Perusahaan Batubara di Lahat Ikut Sumbang Asap, Kasus Swabakar Meluas!

Salah satu titik lokasi swabakar batubara yang ada di stockpile tambang di Kabupaten Lahat yang didatangi Satgas Karhutla. (ist/rmolsumsel.id)
Salah satu titik lokasi swabakar batubara yang ada di stockpile tambang di Kabupaten Lahat yang didatangi Satgas Karhutla. (ist/rmolsumsel.id)

Kejadian swabakar batubara yang terjadi di sejumlah stockpile milik perusahaan tambang di Kabupaten Lahat kian meluas. 


Dari pantauan satelit, Jumat (8/9), terdapat sejumlah titik hotspot yang muncul di kawasan pertambangan yang ada di Kabupaten Lahat. Titik hotspot tersebut diduga berasal dari aktivitas swabakar batubara yang berada di stockpile. 

Seperti di Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat. Terpantau dua titik hotspot di kawasan tersebut,tepatnya di dekat tambang PT MAS. Masih di desa yang sama, terdapat tiga titik lainnya yang berada di dekat tambang PT BME. Lalu, titik lainnya yang terdeteksi berada di Desa Gunung Kembang, Kecamatan Merapi Timur. Tepatnya di dekat areal tambang PT MIP. 

Sementara berdasarkan data Satelit LAPAN Modis yang direkap oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, sepanjang September ini, hotspot di Kabupaten Lahat jumlahnya mencapai 46 titik. 

Pantauan dari satelit LAPAN modis/repro

"Mayoritas kejadian di tanah mineral ini disebabkan aktivitas pertambangan batubara. Kalaupun ada Karhutla, biasanya bisa dengan cepat ditanggulangi karena tanah mineral. Berbeda dengan di kawasan rawa dan gambut yang butuh waktu lama untuk pemadamannya," kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori saat dibincangi Kantor Berita RMOL Sumsel, belum lama ini. 

Kondisi itu juga diamini Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Sumatera KLHK, Ferdian Krisnanto. 

Dia mengatakan, beberapa kali, kejadian swabakar batubara yang menimbulkan asap pekat terjadi di stockpile milik perusahaan tambang yang ada di Lahat. Selain itu, kondisi panas dari swabakar batubara ini juga terdeteksi sebagai titik panas oleh satelit. 

"Biasanya begitu terdeteksi titik panas langsung digroundcheck juga oleh satgas di daerah. Begitu didatangi ternyata itu dari swabakar batubara ini," ucapnya.

Anggota DPRD Kabupaten Lahat, Andriansyah/ist

DPRD Lahat Bakal Tinjau Lokasi Swabakar

Kejadian swabakar batubara di sejumlah tambang di Lahat mendapat perhatian dari DPRD Lahat. Dalam waktu dekat, wakil rakyat akan mengagendakan kunjungan ke beberapa perusahaan tambang yang terdeteksi hotspot dari satelit. 

"Waktunya memang belum memungkinkan untuk sekarang ini. Tapi akan kami agendakan dalam waktu dekat untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang terdeteksi hotspot," kata Anggota DPRD Kabupaten Lahat, Andriansyah saat dihubungi Kantor Berita RMOL Sumsel, Senin (11/9) malam. 

Dia mengatakan, pihaknya telah menerima sejumlah keluhan warga terkait swabakar batubara. Seperti protes yang dilakukan oleh warga Desa Arahan beberapa waktu lalu terkait keberadaan stockpile PT GGB yang menimbulkan debu dari proses bongkar loading dan bongkar batubara serta asap swabakar batubara. 

"Beberapa waktu lalu kami juga mendapat laporan dari warga terkait asap swabakar di kawasan PT MIP. Saya langsung telpon pihak perusahaan untuk segera diatasi," katanya. 

Politisi PKB ini mengatakan, kejadian swabakar tidak hanya terjadi di stockpile yang ada. Tapi juga di areal penambangan. "Di tambang sering juga terjadi karena arealnya terbuka," ucapnya. 

Andriansyah mendorong seluruh perusahaan tambang agar lebih memperhatikan tumpukan batubara hasil penambangannya. "Kami minta perusahaan lebih baik lagi dalam pengelolaan. Jangan sampai swabakar terjadi dan malah menjadi sumber asap," tandasnya.