Pentingnya Menghindari Fase Denial Ketika Divonis Positif Covid-19

Tangkapan layar zoom meeting/rmolsumsel.id
Tangkapan layar zoom meeting/rmolsumsel.id

Para Penyintas Covid-19 menyarankan kepada masyarakat supaya menghindari fase denial ketika hasil pemeriksaan menyatakan positif covid-19.


Sebab, fase ini dapat memperburuk situasi dimana seseorang akan menjadi lambat dalam menentukan tindak lanjut untuk perawatan kesehatannya.

Hal itu disampaikan Teguh Santosa dalam acara Bincang Sehat dengan tema 'Catatan 10 Hari Melawan Corona' yang digelar oleh Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/7).

"Masa denial ini sebaiknya dipotonglah, dihindari, dan segeralah berfikir positif untuk melakukan tindak lanjut yang sepositif mungkin untuk mendapatkan perawatan. Sebab, kita tidak tau kan kecepatan menginfeksi virus varian baru itu seperti apa," katanya.

Teguh bercerita, fase denial sempat dialaminya hingga beberapa jam lamanya setelah dirinya divonis terinfeksi covid-19. Ia bahkan masih sempat berfikir jika dirinya tidak sedang terinfeksi virus tersebut karena merasa demam yang dialaminya hanya demam biasa saja. Apalagi, selama ini ia juga mengaku sangat patuh terhadap protokol kesehatan.

"Saya sempat agak lama itu sebelum memutuskan untuk menuju rumah sakit untuk menjalani perawatan dan isolasi," ungkap sosok yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ini.

Sosok yang juga mantan Koordinator Bidang Luar Negeri PWI Pusat ini menjelaskan, fase denial perlu dihindari karena ia yakin teknologi yang ada saat ini untuk mendeteksi covid-19 sudah semakin canggih. Dengan demikian, akurasinya juga diyakini akan semakin tinggi.

"Teknologi sudah semakin canggih jadi saya kira kita harus percaya hasil dari pemeriksaan," pungkasnya.