Pengunjung Air Terjun Bedegung Keluhkan Tarif dan Fasilitas yang Tidak Sesuai

Air terjun Bedegung Muara Enim. (Dokumentasi/RMOLSumsel.id)
Air terjun Bedegung Muara Enim. (Dokumentasi/RMOLSumsel.id)

Sebagian pengunjung destinasi wisata Air Terjun Bedegung, Muara Enim, mengeluhkan tarif yang berbeda dari harga resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim. 


Keluhan utama datang terkait dengan tarif toilet yang dibebankan kepada pengunjung, yang dinilai tidak sesuai dengan tarif yang seharusnya.

"Tarif toilet di sini dipatok Rp5.000, padahal tarif resmi cuma Rp2.000. Mending pelayanannya bagus, tapi WC-nya jorok, tidak ada tempat kaitan pakaian, dan airnya keruh, tidak layak untuk digunakan bilas," keluh Siska, salah satu pengunjung, Jumat (27/12).

Siska mengungkapkan bahwa jika Pemkab Muara Enim benar-benar ingin memajukan wisata Air Terjun Bedegung, maka perhatian terhadap fasilitas dan pelayanan pengunjung sangat diperlukan, terutama pada saat libur akhir tahun atau libur panjang. 

Air Terjun Bedegung dikenal sebagai destinasi wisata alam andalan di Provinsi Sumsel, dengan pengunjung yang datang dari berbagai daerah.

"Posko-nya bagus, tetapi fasilitas seperti toilet tidak diperhatikan. Rasanya Pemda cuma ingin cuan saja—masuk bayar, parkir bayar, toilet bayar, bilas bayar, tapi tidak sesuai dengan ekspektasi," tambahnya.

Selain itu, Siska juga menyayangkan tidak adanya tempat sampah yang memadai di lokasi wisata. Ia mencatat banyak pengunjung yang membuang sampah, termasuk kulit durian, sembarangan di sungai, yang tentu mencemari keindahan alam sekitar.

"Sayang sekali, kondisi alam yang asri ini malah dikotori. Banyak orang luar kota datang ke sini, nanti apa kesan mereka setelah melihat kondisi ini," ujarnya. Sebagai warga asli Muara Enim, Siska merasa malu jika membawa orang lain ke lokasi tersebut tanpa adanya perbaikan yang signifikan.

Mengenai keluhan tersebut, Plt UPTD Bedegung Else Yusiani menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan dan fasilitas di wisata Air Terjun Bedegung untuk kenyamanan pengunjung. 

"Kami telah mencantumkan tarif resmi di dekat pintu masuk untuk memberi informasi yang jelas kepada pengunjung, sehingga mereka tidak merasa dirugikan," ujar Else. 

Sebelumnya, banyak pengunjung yang mengeluhkan masalah tarif parkir dan tiket masuk. Saat ini, pengunjung diberikan karcis resmi sebagai bukti pembayaran.

Terkait keluhan mengenai tarif tempat bilas yang bervariasi antara Rp2.000 dan Rp5.000. Else menjelaskan, bahwa perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya fasilitas bilas yang dikelola oleh masyarakat secara swadaya, sementara yang dikelola pemerintah tetap dengan tarif Rp2.000 sesuai Perda.

"Sumber air yang keruh disebabkan oleh aliran sungai dari bukit. Saat musim hujan, air akan tampak keruh. Kami tidak menggunakan air tanah atau PDAM," lanjut Else.

Mengenai masalah sampah, Else mengaku pihaknya sudah sering memberikan teguran dan edukasi kepada masyarakat dan pedagang. Namun, sebagian besar masih acuh tak acuh. Ia menambahkan bahwa jika pengunjung puas, keuntungan akan kembali kepada mereka, termasuk para pedagang di sekitar lokasi.

"Kami sering berada di posisi serba salah ketika tegas dimusuhi pedagang, tapi jika lembut malah diremehkan. Kami sangat berterima kasih atas saran dan masukan dari pengunjung, dan akan segera menindaklanjuti untuk perbaikan ke depan," tutup Else.