Target investasi senilai Rp 1.400 Triliun yang disodorkan pemerintah dinilai terlalu tinggi oleh Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad. Dia memproyeksikan angka realistisnya akan Rp 1.300 Triliun.
- Bahlil Buka-bukaan soal Satgas Bisa Cabut IUP
- Kazakhastan Ditawarkan Investasi di IKN
- Bertemu Investor, Bupati Mura: Bangun Komunikasi dan Evaluasi CSR
Baca Juga
“Terlalu tinggi, saya kira memang tahun ini, Rp 1.200 Triliun atau Rp 1.300 triliun, realistisnya,” demikian kata Tauhid, Selasa (10/1).
Dia menambahkan, investasi yang sudah masuk ke Indonesia jumlahnya sudah besar. Menurut catatan BKPM, pada tahun 2022 sudah masuk investasi senilai hampir Rp 900 triliun ke Indonesia. Ini sebelum ada Perppu Ciptaker.
Untuk itu, Tauhid mengatakan, pemerintah harus mendorong investasi di sektor-sektor yang strategis dan positif.
“Investasi industri harus ditingkatkan, misalnya pemerintah mau mengarahkan katakan hilirisasi di nikel bauksit, dan sebagainya, itu yang harus dikejar,” ucapnya.
Kemudian ke industri yang terdampak pelemahan perekonomian global. Sektor yang juga menarik adalah sektor makanan dan minuman yang memiliki pangsa pasar besar dan pertumbuhannya selalu positif.
“Terakhir, sektor logistik, ini berkembang pesat karena sekarang penggunaan digital memperbesar logistik kita jauh lebih tinggi,” tutupnya.
- Bahlil Buka-bukaan soal Satgas Bisa Cabut IUP
- Pasca Pemilu, Bahlil Optimis Target Investasi Rp1.650 Triliun Bisa Tercapai
- Kazakhastan Ditawarkan Investasi di IKN