Jelang pendaftaran bakal pasangan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang di KPU pada 27 Agustus mendatang peta politik Pilkada kota Palembang 2024 mulai terlihat.
- Adu Strategi pada Pilgub Sumsel 2024: Siapa yang Paling Berhasil Merebut Hati Rakyat?
- PKS Alihkan Dukungan Pilkada Muba ke Lucianty, Pengamat Nilai Keputusan Partai Langkah Fatal
- Jelang Pilkada Muba, Pengamat Sebut Apriyadi Dihadang Isu Defamasi
Baca Juga
Dengan beberapa kandidat yang akan berkontestasi di Pilkada Palembang diantaranya Yudha Pratomo Mahyudin - Baharuddin yang akan diusung partai Demokrat (6 kursi) dan PKS (5).
Kemudian ada nama Ratu Dewa- Prima Salam yang diusung partai Gerindra dan baru mengantongi 8 kursi sehingga masih kurang 2 kursi.
Terakhir ada nama Fitrianti Agustinda yang kemungkinan baru didukung partai NasDem yang memiliki 9 kursi di DPRD Palembang, dan masih kekurangan 1 kursi untuk bisa diusung, dan dikabarkan akan menggandeng ketua DPC Partai Hanura Palembang Arie Wijaya.
Tak menutup kemungkinan, akan ada poros baru atau keempat yang akan muncul, sehingga tak menutup kemungkinan Pilkada Palembang diikuti 4 pasangan calon kepala daerah.
Menurut Pengamat politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) Bagindo Togar BB, dengan konstelasi Pilkada Palembang semakin mendekati pendaftaran menjadi lebih menarik.
"Perlu diberikan apresiasi kepada empat parpol papan atas yang kelak begitu serasi, bila berkoalisi dengan empat parpol papan bawah dalam Pilkada Kota Palembang nantinya," kata Bagindo, Rabu (24/7).
Beberapa koalisi yang telah dibentuk itu dikatakan Bagindo belum semua final, dikarenakan partai-partai lain belum menentukan sikap.
Seperti partai Golkar Palembang, dengan meraih 8 kursi di DPRD Palembang, pastinya partai Golkar menginginkan kadernya ikut berkontestasi.
Apalagi hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD Golkar Palembang sejak awal telah mengusulkan Ketua DPD Palembang M Hidayat SE. MSi sebagai balon Walikota Palembang.
"Ketua Partai Golkar DPD Kota Palembang M Hidayat berpeluang diusung Golkar, dan tak menutup kemungkinan akan berpasangan dengan Charma Aprianto yang diusung oleh PDIP (5 kursi)," katanya.
Dengan dukungan Partai Gerindra (8 kursi) yang tentu saja akhirnya Dewa- Prima harus mencari partai koalisi dan kemungkinan bersanding dengan PKB (4 kursi).
Saat ini telah diterbitkan surat rekomendasi penugasan untuk Prima Salam agar berpasangan dengan Ratu Dewa. Jelas hal itu dikatakannya tidak pantas, karena hanya didukung PKB yang cuma punya 4 kursi.
Ia pun menganggap jika aada parpol lain yang jumlah kursinya setara dengan Gerindra, yaitu Partai Golkar yang dengan begitu mudahnya "mewariskan" hak politik kadernya kepada pihak atau sosok yang secara politik masih tergolong "hijau".
Yang secara khusus bila kita cermati, sosok Ketua DPD Partai Golkar Palembang M Hidayat, pengalaman plus investasi politiknya cukup tinggi, telah 15 tahun menjadi anggota DPRD Kota Palembang.
Sarat akan prestasi dalam berbagai kegiatan organisasi serta teruji secara intelektual," katanya.
Disisi lain, Hidayat dianggap memiliki jaringan maupun relasi sosial dalam beragam kelompok masyarakat.
"Akhirnya tentu saja, keluarga besar DPD Pantai Golkar Palembang dan Provinsi Sumsel, untuk solid bersepakat mendukung serta menetapkan kader terbaiknya ini sebagai Calon Walikota, untuk di kontestasi dalam Pilwako Palembang nanti.Sehingga bukan sosok tamu atau newcomer yang minim pengalaman politik, " katanya.
Dilanjutkan Bagindo, jika dahulunya dalam beberapa pilkada telah pernah memberikan rekomendasi terhadap bukan kadernya ternyata kalah, yang dikarenakan tidak berpengalaman secara politik plus kurang daya juang, atau militansi dalam meraih kemenangan.
"Apakah semua pengalaman diatas tidak cukup dijadikan pengalaman, dan kegagalan Partai Golkar Palembang akan kembali terulang? Saatnya sadar, dan Golkar kembali berkibar, " katanya.
- Maju Pilgub Lampung Lewat PDIP, Nasib Arinal Segera Dibahas Partai Golkar
- Adu Strategi pada Pilgub Sumsel 2024: Siapa yang Paling Berhasil Merebut Hati Rakyat?
- Membelot ke PDIP, Arinal Djunaidi Harus Dipecat Golkar