Debat publik pertama antara calon gubernur (cagub) Sumatera Selatan yang digelar pada Senin (28/10) kemarin menuai beragam tanggapan dari pengamat politik. Dalam debat yang mempertemukan tiga kandidat yaitu Herman Deru, Eddy Santana Putra, dan Mawardi Yahya, ketiganya saling menanggapi dan mengkritisi pandangan satu sama lain.
- Debat Perdana Pilkada OKU, Yudi Purna Nugraha Pertanyakan Alokasi Dana TDF
- Dua Pasangan Calon Pilkada Lubuklinggau Paparkan Visi-Misi di Debat Perdana
- Ketegangan Meningkat dalam Debat Pertama Calon Walikota Pagar Alam
Baca Juga
Pengamat politik Sumsel, Bagindo Togar BB, memberikan pandangannya terkait performa masing-masing kandidat. Menurutnya, Eddy Santana Putra tampil lebih unggul dibandingkan kedua pesaingnya.
"Secara objektif, Eddy Santana memimpin dalam debat publik pertama kemarin. Meskipun hasil debat ini tidak langsung menjamin kemenangan pada Pilkada 27 November mendatang, namun kita bisa menilai kompetensi serta kualitas calon pemimpin kita," kata Bagindo, Selasa (29/10).
Bagindo menambahkan bahwa Eddy menunjukkan ketangkasan dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh lawan debatnya. Di sisi lain, Herman Deru dan Mawardi Yahya terlihat kesulitan menjawab beberapa pertanyaan dan tampak tidak terlalu menguasai istilah tertentu.
"Herman Deru dan Mawardi malah terlihat bingung di beberapa momen," tambahnya.
Bagindo juga menyebutkan bahwa pengalaman Eddy di pemerintahan serta latar belakang akademisnya memberikan keunggulan tersendiri. Eddy diketahui sedang menyelesaikan program doktoral di Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
"Tingkat intelektual Eddy lebih tinggi karena dia juga dari perguruan tinggi berakreditasi baik," jelas Bagindo.
Namun, Bagindo menyayangkan debat pertama ini terkesan datar dan jawaban para cagub dianggap terlalu normatif serta kurang menyentuh inti permasalahan.
"Jawaban-jawaban kemarin sangat normatif, tidak sampai ke pokok persoalan," ujarnya.
Terkait visi misi, Bagindo menilai bahwa visi misi Mawardi Yahya bertajuk "Sumsel Bangkit Bersama" adalah yang terbaik, karena terkesan tegas dan mencakup berbagai aspek penting, termasuk isu gender dan pemuda. "Visi misi Mawardi Yahya ini paling lengkap dan mengakomodasi segala segmen permasalahan," jelasnya.
Selain itu, visi misi Eddy Santana juga dipandang positif, terutama dengan fokusnya pada pendidikan dan infrastruktur. Eddy mengusulkan penghapusan pungutan liar di sekolah serta program beasiswa bagi mahasiswa dari desa-desa. Sementara itu, visi misi Herman Deru dianggap konservatif dan kurang menarik. "Visi misi Herman Deru flat, jadul, dan sangat normatif," pungkas Bagindo.
Untuk diketahui, elektabilitas calon petahana Herman Deru- Cik Ujang mencapai 71,7 % berdasarkan survei Konsep Indonesia. Sementara, Mawardi Yahya - Anita Noeringhati (Matahati) 17,3 % dan Eddy Santana Putra - Riezky Aprilia (E-RA) hanya 6,2 %.
“Survei ini dilakukan pada 4-10 Oktober 2024 melalui tatap muka secara langsung. Jumlah sampel sebanyak 800 responden. Margin of error survei ini sekitar 3,5% dan tingkat kepercayaan survei mencapai 95%,” kata Budiyana, peneliti utama Konsep Indonesia didampingi Founder Konsepindo Veri Muklis Arifuzaman , Minggu (27/10).
Selain itu , dalam simulasi antar kandidat cagub, elektabilitas Herman Deru mencapai 70,5%. Sementara Mawardi Yahya hanya 19,2% dan Eddy Santana Putra 4,7%.
Sedangkan elektabilitas cawagub Sumsel Cik Ujang mencapai 52,5%. Sementara Anita Noeringhati 14,2% dan Riezky Aprilia 3,7%.
- Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub, Sebanyak 1,7 Juta Warga Sumsel Golput
- Amplop Politik dan Pilgub Sumsel 2024: Mengungkap Anomali Demokrasi dan Politik Lokal
- Rekapitulasi Suara Pilgub Sumsel Tingkat Provinsi Dijadwalkan 7-9 Desember