Pengakuan Gibran Soal Instruksi PDI Perjuangan Pasang Baliho Puan, Bentuk Pembelaan Terhadap Jokowi

Baliho Puan Maharani. (rmol.id)
Baliho Puan Maharani. (rmol.id)

Pengakuan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka perihal baliho Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, yang menyebar luas di pelosok daerah adalah perintah partai dinilai sebagai upaya menjaga citra diri sebagai kepala daerah.


"Dengan kata lain, Gibran masih kurang koordinasi dan matang dalam berpolitik, sehingga buntut pernyataannya tersebut timbul kesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan PDI Perjuangan semakin berjarak," demikian pendapat Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat siang (6/8).

Karena menurut Ray Rangkuti, penyebaran baliho Puan Maharani belum bisa dianggap sebagai perselisihan antara PDIP dengan Jokowi.

Soal Gibran yang mengaku diperintah DPP PDIP, Ray Rangkuti melihatnya sebagai minimnya koordinasi dan kematangan politik dari putra sulung Presiden itu.

"Gibran, kemungkinan hanya menjaga citra dirinya saja. Bahwa ia sedang tidak melakukan kegiatan pendukungan kepada siapapun," katanya.

Karena itu, pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memiliki kesimpulan lain. Yaitu, melihat akibat dari keterusterangan Gibran yang kemungkinan akan sulit diterima jajaran struktural dan elit PDIP

"Tapi akan diselesaikan secara internal biasanya," ujarnya.

Apapun yang terkait ucapan Gibran, Ray Rangkuti memandangnya sebagai upaya menjaga citra diri di tingkat daerah, termasuk sikapnya yang membocorkan baliho Puan adalah perintah partai.

"Karena dia tidak ingin dikesankan lebih mementingkan membuat baliho dari pada penanganan Covid-19 misalnya. Oleh karena itu, Gibran dengan terbuka menyatakan bahwa baliho itu perintah partai bukan inisiatif pribadinya," pungkasnya.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka disebut-sebut memasang baliho bergambar Ketua DPR RI, Puan Maharani, di kota yang sekarang dipimpinnya. Disebutkan, setidaknya ada 14 titik baliho bergambar Ketua DPP PDIP itu terpampang di sudut-sudut jalan.

Kepada wartawan, Gibran mengakui ikut memesan baliho bergambar Puan. Dia juga mengaku bahwa pemasangan baliho tersebut dilakukan atas instruksi dari PDIP sebagai partai yang mengusungnya di Pilkada Kota Solo 2020.

"Iya. Itu ada instruksi dari partai," katanya usai meninjau Pasar Klewer bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/8) kemarin.

Disisi yang sama, pernyataan Gibran disebut pula sebagai penyeimbang kritik yang selama ini dialamatkan kepada Jokowi oleh Puan dan PDI Perjuangan. 

Begitu analisa Direktur Eksekutif Median Rico Marbun dalam perbincangan via telepon dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat siang (6/8).

"Jadi statement Gibran ini bisa jadi aksi 'balancing' atau penyeimbang terhadap PDIP," kata Rico.

Beberapa waktu terakhir ini, kata Rico, banyak sekali serangan kritik yang dialamatkan kader PDIP kepada Presiden Joko Widodo. Termasuk juga dari Puan Maharani yang mempersoalkan penanganan pandemi Covid-19.

Lanjut Rico, sebagai anak dari Presiden Jokowi, maka sudah sewajarnya Gibran yang memiliki posisi strategis sebagai kepala daerah kemudian membela ayahnya.

"Beberapa pekan terakhir kita melihat adanya kritik terbuka dari banyak kader PDIP, bahkan termasuk dari Mbak Puan langsung terhadap Jokowi," terangnya.

"Meskipun penyampaian Gibran lebih halus, jadi ya ini satu sama lah," tambahnya.