Apa perlunya massa aksi membakar bendera PDI Perjuangan? Pengamat politik Karyono Wibowo punya pandangan khusu mengenai peristiwa ini. Ia menduga ada upaya mengadu PDI Perjuangan dengan umat Islam.
- Jadwal Pelantikan Komisioner KPU 16 Kabupaten/ Kota di Sumsel Molor
- Wapres Ma’ruf Amin Diminta Jangan Lemah, Ganti Aja
- Segera Diumumkan! Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Akuisisi Anak Usaha PTBA
Baca Juga
Direktur Indonesia Public Institute (IPI) itu menengarai pembakaran bendera PDIP saat aksi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) pada Rabu lalu (24/6) merupakan upaya memicu aksi anarkistis untuk menciptakan chaos.
Menurut Karyono, tidak ada korelasi antara PDIP dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Anehnya, justru kedua bendera itu dibakar bersamaan saat aksi menolak RUU HIP.
"Aksi demo yang disertai pembakaran bendera PKI dan PDIP tentu menyisakan pertanyaan. Pada awalnya demo ini tuntutannya adalah menolak RUU HIP dan menuntut agar RUU HIP dicabut. Lantas apa korelasinya antara menolak RUU HIP dengan membakar bendera PKI dan PDIP? Di sinilah yang perlu diurai apa motivasinya," kata Karyono seperti dikutip dari JPNN.com, Minggu (28/6/2020).
Karyono menambahkan, jika opini yang berkembang terkait dengan penolakan RUU HIP dicermati lebih jauh, terdapat beragam pendapat dan kepentingan. Tidak semua yang menolak RUU HIP memiliki argumen yang sama.
"Ada yang murni menolak berdasarkan pertimbangan rasional, ilmiah dan dilandasi kebijaksanaan untuk kemaslahatan bangsa. Namun di tengah penolakan RUU HIP tercium aroma politik yang menyengat. Tujuannya mudah ditebak, yakni untuk menjatuhkan PDIP melalui framing isu komunisme," ulasnya.
Lebih lanjut Karyono mengatakan, PDIP langsung menjadi sasaran tembak ketika RUU HIP mengemuka. Sebab, partai pimpinan Megawati Sekarnoputri itu dianggap sebagai inisiator RUU HIP. Opini yang berkembang pun mengaitkan RUU HIP dengan bangkitnya komunisme.
“Tak perlu heran, aksi pembakaran bendera PKI dan PDIP di tengah aksi demonstrasi di depan Ggedung DPR adalah bagian dari propaganda politik untuk memberikan stigma komunis ke PDIP," jelas dia.
Namun, Karyono menilai propaganda itu bersifat usang yang terbukti gagal. Sebab, PDIP justru akan membesar ketika diserang dengan propafanda basi.
"Berdasarkan fakta itu, semestinya mereka bisa belajar dari realitas agar tidak seperti keledai yang tidak bisa belajar dari kegagalan. Jadi berusahalah untuk cerdas sedikit dengan membuat strategi baru yang lebih terukur, tepat sasaran, sehingga bisa efektif dalam menundukkan PDIP," jelas dia.[ida]
- Penjelasan KPU Soal 4 Juta Pemilih Tanpa KTP Masuk ke DPT
- Mayoritas Pendukung Capres 2024 Tolak Penundaan Pemilu dan Jokowi Tiga Periode
- Ingin Capres Antikorupsi, Nelayan Banggai Kibarkan Bendera Bergambar Firli Bahuri